Hari Perempuan Internasional 2022, Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Ibu

Ericha Fernanda - Selasa, 8 Maret 2022
Kesehatan mental ibu
Kesehatan mental ibu AnnaStills

Parapuan.co - #BreakTheBias adalah tagline Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2022.

Tujuannya jelas, yaitu menciptakan dunia yang bebas dari bias, stereotip, dan diskriminasi terhadap perempuan.

Meski kesetaraan gender telah lama diperjuangkan oleh perempuan, dalam beberapa kasus masih ada kecenderungan dari masyarakat untuk menyalahkan perempuan atas apa yang terjadi.

Faktanya, tak sedikit perempuan yang menjatuhkan perempuan lainnya karena peran dalam rumah tangga.

Padahal, banyak perempuan yang menjalani peran berlipat ganda antara kehidupan rumah tangga dan sosial.

Misalnya, ibu rumah tangga yang merangkap tugas mengasuh anak dan mengurus urusan domestik lainnya.

Ada pula ibu bekerja yang merangkap tugas mengurus urusan domestik dan lingkungan kerjanya sebagai pimpinan.

Karena banyaknya peran tersebut, tentu saja menghadirkan tekanan atau stres tersendiri yang membuat ibu kewalahan.

Belum lagi, tekanan dari orang yang menyudutkan ibu bekerja karena kurang waktunya dalam mengurus anak.

Baca Juga: Sambut Hari Ibu 2021, Ini 7 Bentuk Self Care untuk Menjaga Kesehatan Mental Ibu

Selain itu, stigma negatif yang kerap diterima ibu rumah tangga karena tidak bekerja dapat menyebabkan stres meningkat.

Psikolog klinis, Rosdiana Setyaningrum, menjelaskan pentingnya kesehatan mental ibu sebagai pemenuhan hak perempuan.

"Kesehatan mental ibu yang terpenuhi, maka akan menghadirkan kebahagiaan dalam keluarga," ujar Rosdiana pada webinar Perusahaan Ramah Keluarga: Bantu Perempuan Indonesia Siapkan Generasi Maju, Selasa (8/3/2022).

Lebih lanjut, Rosdiana menjelaskan beberapa cara untuk menjaga kesehatan mental ibu, antara lain:

1. Menghadirkan lingkungan yang suportif

Menurut Rosdiana, tahap awal untuk memenuhi hak kesehatan mental ibu adalah menghadirkan lingkungan yang suportif.

Lingkungan yang suportif seperti pembagian peran yang merata dengan suami, serta dukungan moral dan emosional dari keluarga.

"Lingkungan yang suportif terhadap ibu dapat membuat seluruh anggota rumah merasa bahagia, termasuk anak dan suami," ujar Rosdiana.

Sementara, aspek penting untuk membesarkan anak yang humanitas tidak lepas dari peran ibu yang sehat secara mental.

Baca Juga: Dampak Negatif Mom Shaming bagi Kesehatan Mental Ibu, Jangan Anggap Lumrah!

Adanya peran pengasuhan yang terbagi rata antara orang tua, serta sinergi dari sekolah dan tempat kerja turut berpengaruh pada perkembangan anak.

2. Fasilitas yang memadai

Bagi ibu bekerja mau pun ibu rumah tangga perlu menambah wawasan dengan mengikuti workshop seperti parenting, self healing, finansial, dan lain-lain.

"Untuk ibu bekerja, fasilitas seperti ini termasuk peran perusahaan demi kesejahteraan pekerja perempuan," ujar Rosdiana.

Lebih lanjut, tambah Rosdiana, perusahaan perlu menerapkan kebijakan cuti melahirkan untuk ibu dan ayah atau pun day care.

3. Mendapatkan dukungan

Lingkungan pribadi dan profesional yang lebih fleksibel dan empati adalah dukungan yang baik untuk menjaga kesehatan mental ibu.

"Ketika perempuan diberi dukungan dan dipenuhi haknya, maka performa dan produktivitasnya akan lebih tinggi," kata Rosdiana.

Ia melanjutkan, "Untuk para suami dapat membantu meringankan beban istri akibat peran gandanya, termasuk mengurus rumah tangga dan anak."

Nah, itulah cara menjaga kesehatan mental ibu agar tidak kewalahan karena menjalankan peran berlipat ganda ya, Kawan Puan.

Baca Juga: 4 Cara Menikmati Peran Menjadi Ibu Tanpa Kehilangan Diri Sendiri

(*)

Tujuan Visual Journaling, Bisa Dilakukan Orang Dewasa Maupun Anak-Anak