Desi Remora, Pengusaha Tas dan Sepatu Kulit Berbasis Ramah Lingkungan di Malang

Aulia Firafiroh - Sabtu, 19 Februari 2022
Sosok Desi Remora
Sosok Desi Remora PARAPUAN

Parapuan.co- Kejadian krisis iklim tidak dapat dipungkiri sudah terjadi dengan munculnya fenomena banjir dan bencana alam lainnya.

Hal tersebut diakibatkan karena sampah menumpuk di tempat pembuangan akhir tanpa diolah kembali yang justru menjadi gas metana atau menyumbat saluran air.

Gas metana diketahui sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global.

Hal itulah yang membuat Desi Remora membangun bisnis tas dan sepatu kulit berbasis ramah lingkungan di Kota Malang.

Saat ditemui pada Sabtu (12/2/2022), perempuan ramah itu tampak tersenyum menyambut tim PARAPUAN sambil menggendong putri keduanya yang masih bayi.

Kemudian ia bercerita bagaimana awal mula mendirikan bisnis tas dan sepatu kulit Remora Handmade miliknya.

Perempuan berusia 27 tahun tersebut diketahui memulai bisnis sejak kelas dua SMA dengan cara belajar jualan online.

Sampai akhirnya, ia lulus pada tahun 2012 terjun ke dunia bisnis dan membuka usaha produksi sepatu kulit.

"Awalnya dulu membuka bisnis sepatu kulit ini murni cuma bisnis aja dan belum mengenal soal zero waste. Pada saat itu fokusku masih profit," cerita perempuan yang akrab disapa Desi saat mengingat masa awal membangun bisnis.

Baca juga: Sumi Hastry Purwanti, Polwan Pertama di Indonesia yang Jadi Dokter Forensik

Keputusan Desi untuk menjadikan kulit sebagai bahan dasar tas dan sepatu bukan tanpa alasan.

Ia mengaku telah berkali-kali mencoba berbagai bahan seperti caleb dan bahan lainnya.

Menurutnya, hanya bahan kulit yang bisa menciptakan tas dan sepatu berkualitas.

"Aku sudah coba berbagai bahan untuk memproduksi sepatu, tapi ternyata kembali lagi ke kulit. Walaupun harganya mahal tetapi harga jualnya juga tinggi," lanjut ibu dua anak ini.

Perempuan alumni Universitas Brawijaya Malang ini diketahui sudah menjalankan bisnis tersebut saat sedang berada di bangku kuliah.

Kemudian, pada saat semester lima, ia memutuskan untuk cuti karena ingin menikah dulu dan memiliki anak.

Meski harus berkuliah sambil mengurus rumah tangga, Desi Remora tetap menjalankan bisnisnya.

"Saat aku cuti hamil dan melahirkan, itu semua pekerjaan nggak maksimal. Kuliah tertunda. Bisnis nggak maksimal, dan waktu itu bersamaan dengan orang tuaku meninggalkan lembaga pendidikan," cerita Desi.

Tak hanya itu, Desi ternyata merupakan orang yang memiliki rasa ingin tahu tinggi.

Baca juga: Raih Penghargaan di Berlinale Festival 2022, Inilah Sosok Artis Laura Basuki

Sambil mengurus anak dan bisnis, ia juga banyak membaca buku atau jurnal tentang lingkungan.

"Nah, sambil mengurus dan menyusui anak itu, aku sambil baca-baca. Terus mulai melihat-lihat YouTube," ujarnya sambil tertawa.

"Pada dasarnya aku emang orang yang nggak bisa diem, tapi keadaan mengharuskan aku diem," tambahnya.

Proses Produksi Sepatu Remora Handmade
Proses Produksi Sepatu Remora Handmade Parapuan

Desi menyadari bahwa sektor fashion menjadi urutan kedua penyumbang perubahan iklim dunia, Desi sadar bahwa bisnisnya tidak bisa mengejar profit saja.

Sejak saat itu, ia hanya mau memproduksi sepatu atau tas yang berbahan kulit saja.

"Kulit itu cukup ramah lingkungan, karena ketika kulit dibiarkan bisa habis dimakan tikus. Lalu ketika sudah usang, dikomposin, bahan kulit bisa terurai," papar Desi.

"Aku hanya menerima bahan kulit sapi ya. Bukan ular atau buaya atau hewan langka lainnya," tambahnya.

Meski produk bisnisnya ramah lingkungan, Desi mengaku masih terganjal dengan proses penyamakan kulit.

Baca juga: Sosok Inspiratif Dorce Gamalama Semasa Hidup yang Tak Banyak Diketahui

"Proses penyamakan kulit ini, menggunakan bahan kimia banyak banget yang bisa menyebabkan polusi. Meskipun aku tidak ikut di dalam proses penyamakannya, aku sadar kalau ini tidak ramah lingkungan dan harus sedikit beralih," papar Desi lagi.

Setelah melakukan survey dan mencari tahu, Desi menemukan adanya penyamakan kulit alami.

Namun tetap saja ada kendala terkait penyamakan alami menurut Desi.

"Ternyata ada penyamakkan alami, namanya penyamakkan nabati pakai bahan-bahan alami. Tapi masih sedikit supplier pakai proses penyamakkan nabati," ujarnya.

Sebelumnya, Desi diketahui menamai bisnisnya bernama Remora karena terinspirasi dari ikan yang menempel pada hiu dan berbentuk sol sepatu.

Tak hanya memiliki bisnis fashion yang ramah lingkungan, Desi juga memiliki bisnis recycle yang menjual kapas dan tisu dari kain-kain yang terbuang.

"Dari pada kain dibuang, aku olah jadi kapas re-use dan tisu re-use. Jadi bisa cuci pakai," cerita Desi. 

"Aku juga sempat survey rata-rata yang menjual tisu re-use itu dari handuk. Padahal kebutuhan kita pakai tisu itu, karena tisu kecil dan tipis. Nah, aku buat tisue re-use yang sesuai ukuran tisu dan tipisnya sama seperti tisu lainnya. Tapi ini bisa dipakai kembali," lanjutnya.

Bahkan Desi Remora juga memproduksi sendiri skincare, sabun, pasta gigi, deodorant, hingga deterjen dari bahan-bahan alami.

Itu tadi profil mengenai sosok Desi Remora yang merupakan pebisnis fashion berbasis ramah lingkungan.

Kawan Puan, sungguh inspiratif dan multitalenta ya sosok Desi Remora ini! (*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh