Ilmuwan Tiongkok Temukan Varian NeoCov, Seberapa Bahaya Virus Ini?

Anna Maria Anggita - Minggu, 6 Februari 2022
Virus NeoCov
Virus NeoCov Bani Khatun/iStockphoto

Parapuan.co - Selain dihadapkan dengan kasus Covid-19, masyarakat juga harus menjaga imunitas tubuh karena munculnya berbagai varian baru virus Corona.

Pasalnya, seperti yang dikutip dari Kompas.com, belum lama ini ilmuwan asal Tiongkok mengaku menemukan virus yang diklaim sebagai varian baru virus Corona yakni NeoCov.

NeoCov ini disebut-sebut memiliki tingkat infeksi dan menyebabkan kematian yang lebih tinggi jika dibandingkan SARS-CoV-2 penyebab pandemi Covid-19.

Apa itu NeoCov?

Perlu dipahami bahwa NeoCov bukan varian baru dari virus Corona yang menyebabkan pandemi Covid-19 saat ini.

Pasalnya, NeoCov merupakan virus yang berasal dari jenis virus Corona yang berbeda.

Di mana virus NeoCov ini terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV).

Lebih lanjut, tentang asal-usul Mers-CoV sendiri belum sepenuhnya diketahui.

Meski demikian, sebaiknya kita tetap waspada karena virus ini bersifat zoonosis, yang berarti dapat menular antara hewan dengan manusia.

Baca Juga: Dari Alergi hingga Stres, Kenali 4 Penyebab Gangguan Tidur Ini

Bahkan, jenis virus ini juga dapat menular melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan.

Di sisi lain, selama ini MERS-CoV dikenal sebagai virus Corona yang ditularkan dari unta dromedari yang terinfeksi ke manusia.

Ilmuwan Tiongkok yang meneliti mengenai NeoCov memperingatkan masyarakat bahwa virus NeoCov ini dapat berbahaya jika ditularkan kelelawar kepada manusia.

Di samping itu, hingga saat ini NeoCov diduga tak mampu diatasi oleh antibodi manusia yang selama ini menargetkan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, dan MERS-CoV.

Dengan kata lain, virus NeoCov ini berbahaya bagi manusia.

Hal ini dikarenakan NeoCov memiliki potensi menginfeksi manusia, walaupun kecepatan penularan dan tingkat keparahannya belum diketahui.

Masih dari sumber yang sama, Profesor Lawrence Young selaku ahli virus di Universitas Warwick, mengungkap virus NeoCov ini perlu penelitian lebih lanjut.

Prof. Lawrence menyatakan bahwa ia perlu melihat lebih banyak data yang mengonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahannya.

Baca Juga: 5 Fakta Vaksin Sinopharm, Sudah Kantongi Izin Sebagai Dosis Booster dari BPOM

Tak hanya itu saja, ia menambahkan bahwa infeksi NeoCov pada sel sangat tidak efisien, namun masyarakat wajib waspada terutama terhadap penyebaran virus Corona dari hewan, khususnya kelelawar.

Kawan Puan, itulah penjelasan singkat tentang virus NeoCov, hasil temuan ilmuan asal Tiongkok.

Meskipun tingkat penularannya belum diketahui, kita tetap harus waspada dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan menghindari keluar rumah jika tidak diperlukan. (*) 

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Arintya

Viral di TikTok, Kenapa Minum Kopi Bisa Memicu Buang Air Besar?