Alasan Logis Nawal El Sadawi Konsisten Tolak Praktik Sunat Perempuan

Aulia Firafiroh - Minggu, 6 Februari 2022
Nawal El Sadawi konsisten tolak sunat perempuan
Nawal El Sadawi konsisten tolak sunat perempuan kompas

Nawal El Sadawi juga secara lantang mengatakan bahwa praktik sunat perempuan akan membuat perempuan merasa dihina dan terampas haknya.

Pasalnya praktik sunat perempuan, memberikan dampak psikologisnya dalam jangka panjang kepada korbannya.

Bahkan sampai ia tutup usia, Nawal El Sadawi konsisten menyuarakan aspirasinya ini.

Praktik sunat perempuan sebenarnya sudah dilarang sejak lama namun faktanya masih banyak yang mempraktikkannya.

World Health Organization (WHO) mendeskripsikan sunat perempuan adalah pengangkatan sebagian atau seluruh alat kelamin wanita bagian luar dan membuat luka lain pada alat kelamin wanita untuk alasan non-medis.

Menurut WHO, ada 4 jenis utama sunat perempuan yang masih kerap ditemukan, semuanya berkaitan dengan perusakan alat genital wanita termasuk klitoris dan vulva.

  • Klitoridektomi, yaitu memotong sebagian atau seluruh klitoris yang merupakan bagian sensitif pada alat kelamin perempuan berupa daging atau gumpal jaringan kecil pada ujung atas lubang vagina.
  • Infibulasi, yaitu menjahit atau “menyegel” vagina dengan cara memotong beberapa bagian dari labia minora atau labia majora, dengan atau tanpa memotong bagian klitoris.

  • Eksisi, yaitu memotong sebagian atau seluruh bagian klitoris dan labia minora (bibir vagina bagian dalam), dengan atau tanpa memotong labia majora (bibir vagina bagian luar).
  • Meliputi seluruh praktik dan prosedur yang berisiko pada alat kelamin perempuan yang dilakukan di luar kepentingan medis, seperti menindik, menggores, atau menusuk area kelamin.

Tindakan sunat perempuan digolongkan oleh WHO sebagai pelanggaran HAM bagi perempuan.

Pasalnya, praktik sunat perempuan melanggar hak seksual dan reproduksi yang seharusnya dimiliki perempuan.

Selain itu, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan jika praktik sunat perempuan ini memberikan manfaat kesehatan.

Sebaliknya, praktik sunat perempuan dapat menyebabkan perdarahan hebat dan masalah buang air kecil, kista, infeksi, serta komplikasi saat melahirkan dan peningkatan risiko kematian bayi baru lahir.

WHO juga mencatat jika lebih dari 200 juta anak perempuan dan perempuan di 30 negara di Afrika, Timur Tengah dan Asia mengalami sunat perempuan.

Biasanya praktik ini tetap dijalankan dengan dasar adat tradisi atau moralitas yang telah mengakar di pemikiran masyarakat tertentu. (*)

Baca juga: Ini Tema dan Sejarah Hari Anti Sunat Perempuan Sedunia 6 Februari

Sumber: kompas
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh