Bukan Husband Stitch, Ini Prosedur Setelah Melahirkan Normal Menurut Dokter Obgyn

Ericha Fernanda - Jumat, 4 Februari 2022
Prosedur setelah melahirkan normal
Prosedur setelah melahirkan normal FatCamera

Parapuan.co - Istilah husband stitch ramai diperbincangkan warganet karena sempat menjadi trending topic di media sosial Twitter.

Menurut informasi yang beredar, husband stitch atau 'jahitan suami' mengacu pada jahitan ekstra setelah melahirkan normal dan tanpa persetujuan ibu bersalin.

"Banyak informasi salah tentang husband stitch, sebab tidak ada indikasi medisnya," kata Andy Wijaya, Sp.OG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta, saat dihubungi PARAPUAN, Kamis (3/4/2022).

"Istilah itu sudah lama dan dokter obgyn tidak ada yang mempraktikkan itu lagi," imbuhnya.

Menurut dr. Andy, merapatkan vagina tidak bisa dengan husband stitch, melainkan melalui prosedur resmi dengan persetujuan ibu bersalin.

"Husband stitch itu menambah jahitan untuk merapatkan organ intim perempuan bagian luar supaya tidak kendur, itu salah kaprah sebenarnya," jelas dr. Andy.

Persalinan Pervaginam

Pada proses persalinan pervaginam atau normal, ada otot-otot vagina yang merenggang sebagai jalan lahir untuk bayi.

Terkadang, mulut vagina tidak cukup lebar untuk dilewati oleh kepala bayi yang terus menekan otot-ototnya dalam jangka waktu lama.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Bentuk Vagina Berubah Setelah Melahirkan

Untuk itu, dokter biasanya memutuskan untuk melakukan episiotomi guna mencegah robekan tak teratur pada vagina.

Episiotomi adalah prosedur medis ketika dokter menggunting perineum, yaitu area antara lubang vagina dan anus.

Tujuannya adalah memperlebar lubang vagina, sehingga jalan lahir bayi lebih mudah dan mencegah robekan yang lebih serius.

"Episiotomi atau pengguntingan dilakukan agar robekannya teratur, tidak robek ke mana-mana. Bisa bahaya itu," tutur dr. Andy.

Menurut dr. Andy, episiotomi juga dilakukan untuk menghindari robekan perineum grade 4 atau paling parah.

"Episiotomi untuk menghindari robekan perineum grade 4, yaitu robekan sampai anus. Itu tembus dan bahaya banget, perlu jahitan dalam dan luar," lanjutnya.

Lantas, bagaimana cara merapatkan vagina?

Dokter Andy menyebut, "Ketika persalinannya membutuhkan waktu lama, semakin banyak otot-otot vagina yang rusak dan tidak kencang seperti semula."

Selain itu, persalinan beberapa kali dengan berat lahir cukup besar juga berpotensi merusak otot-otot vagina.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Cara Menjaga Miss V Tetap Kencang

Ternyata bukan husband stitch untuk merapatkan vagina, tetapi prosedur vaginal rejuvenation atau peremajaan vagina.

"Vaginal rejuvenation adalah salah satu cara untuk mengembalikan fungsi vagina yang mengendur atau otot-ototnya lemah," ujar dr. Andy.

Prosedur ini bukan berarti jahitan tambahan, melainkan menjahit robekan karena episiotomi atau jahitan tidak sempurna di persalinan sebelumnya.

Jumlah jahitan pada persalinan normal pun tidak bisa disamakan untuk setiap perempuan, sebab sifatnya individual.

Selain itu, prosedur ini mencakup pembuangan otot-otot vagina yang rusak, lalu dijahit kembali untuk dirapatkan.

"Otot-otot yang rusak dihilangkan dulu. Misalnya, penyembuhan di kelahiran sebelumnya tidak maksimal, kita buka lagi. Lalu, kita jahit ulang supaya lebih sempit," jelas dr. Andy.

Jadi, kata dr. Andy, operasi pengencangan vagina tidak bisa dilakukan dengan husband stitch, melainkan prosedur obgyn resmi.

"Biar jadi lebih sempit atau elastis itu tidak bisa dengan husband stitch. Itu pasti lepas, tidak jadi," ujar dr. Andy.

Nah, semoga Kawan Puan lebih paham mengenai prosedur obgyn resmi setelah melahirkan normal, ya.

Baca Juga: 4 Cara Mengencangkan Otot Miss V untuk Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

(*)

Pemberian Vaksinasi PCV Jadi Langkah Penting Pencegahan Penyakit Pneumonia