Makna Medusa di Film Penyalin Cahaya, Kisah Klasik Korban Perkosaan yang Dibungkam

Alessandra Langit - Minggu, 30 Januari 2022
Makna dan cerita asli simbol Medusa dalam film Penyalin Cahaya
Makna dan cerita asli simbol Medusa dalam film Penyalin Cahaya Netflix

Parapuan.co - Kawan Puan, film Penyalin Cahaya karya sutradara muda Wregas Bhanuteja kini tayang di Netflix.

Film ini berhasil menempati posisi tinggi dalam daftar tayangan terpopuler di Netflix dalam lingkup global.

Film panjang pertama sang sutradara ini menceritakan tentang Sur (Shenina Cinnamon) yang harus kehilangan beasiswanya.

Sur dianggap mencemarkan nama baik fakultas usai swafotonya dalam keadaan mabuk beredar.

Sur tidak mengingat apapun yang terjadi pada dirinya di pesta perayaan kemenangan teater kampus Mata Hari tersebut.

Setelah meminta bantuan Amin (Chicco Kurniawan), teman masa kecilnya, seorang tukang fotokopi, Sur menemukan bahwa yang terjadi padanya adalah tindak kekerasan seksual.

Penyalin Cahaya ini pun lahir dari pengamatan Wregas Bhanuteja atas realita tentang banyaknya penyintas kekerasan seksual yang mendapat ketidakadilan.

Wregas Bhanuteja juga dikenal sebagai sutradara yang sering menerapkan konsep teatrikal dan simbolisme dalam filmnya.

Salah satu simbol yang kuat dalam film Penyalin Cahaya adalah kehadiran tokoh mitologi Yunani, Medusa dan Perseus.

Baca Juga: Film Penyalin Cahaya Masuk Daftar Netflix Top 10 dan Populer di 26 Negara

Secara keseluruhan, tema besar pentas dari teater Mata Hari, tempat Sur berkontribusi sebagai perancang web, adalah kisah Medusa.

Properti kepala Medusa pun hadir menjadi penentu takdir Sur untuk meneguk alkohol yang nantinya berakibat fatal bagi nasibnya di kampus.

PARAPUAN menemukan bahwa kehadiran Medusa memiliki makna yang berpihak pada korban kekerasan seksual.

Melansir Greekmythology.comMedusa adalah sosok perempuan mengerikan dengan mahkota ular yang dapat mematikan siapa saja yang menatapnya.

Jarang diketahui, dalam kisah mitologi Yunani, Medusa adalah korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh Poseidon di kuil Dewi Athena.

Dewi Athena kemudian menghukum Medusa karena menodai ruang sucinya. Ia mengutuk Medusa dengan kepala penuh ular dan tatapannya dapat mengubah manusia menjadi batu.

Perseus pun hadir sebagai tokoh yang dipercaya adalah pahlawan. Ia diminta untuk memusnahkan Medusa dengan memenggal kepalanya.

Kisah Medusa ini adalah sebuah gambaran korban kekerasan seksual yang dibungkam oleh sistem.

 Baca Juga: Angkat Isu Kekerasan Seksual, Wregas Bhanuteja Ungkap Proses Kreatif Film Penyalin Cahaya

Label heroik bagi Perseus juga merupakan bentuk nilai-nilai patriarki yang dengan mudah "membunuh" suara dan hak korban kekerasan seksual.

Kisah Mitologi Yunani tersebut dibawa oleh sutradara Wregas Bhanuteja beriringan dengan perjalanan Sur, korban kekerasan seksual, dalam mencari keadilan.

Sama seperti Medusa, dalam perjuangannya, Sur bak "dikutuk" oleh lingkungan sekitar, terutama keluarganya, karena suaranya tidak dipercaya.

Pelaku kekerasan seksual Sur diceritakan memiliki relasi kuasa dan dengan mudah membungkam suara Sur dan korban lainnya.

Pada klimaks adegan, pelaku datang diiringi dengan asap fogging dan slogan "menguras, menutup, mengubur".

Secara teatrikal, pelaku hadir atas nama Perseus, manusia setengah dewa, simbol maskulinitas yang akan memenggal kepala Medusa.

Penyalin Cahaya menempatkan dua mitologi Yunani tersebut sebagai simbol utama yang menangkap realita kasus kekerasan seksual di Indonesia.

Selain itu, Penyalin Cahaya secara apik dan simbolis menyuarakan kritik perspektif masyarakat yang tak berpihak pada korban kekerasan seksual, sejak masa lampau hingga era modern ini.

 Baca Juga: Pecah Rekor! Penyalin Cahaya Raih 12 Piala Citra Festival Film Indonesia 2021

(*)

Sumber: Greekmythology
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania