Nasib Warga Kampung Miliarder Tuban yang Viral, Akui Menyesal Jual Tanah

Alessandra Langit - Rabu, 26 Januari 2022
Warga kampung miliarder di Tuban saat membeli mobil.
Warga kampung miliarder di Tuban saat membeli mobil. Istimewa/Tribunnews

Parapuan.co - Kawan Puan, masih ingat dengan kisah warga kampung miliarder di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur?

Sekitar setahun yang lalu, desa di Tuban ini menghebohkan netizen Indonesia.

Para warganya mendadak kaya raya dan langsung membeli sejumlah mobil baru dengan uang miliaran yang mereka miliki.

Warga Tuban mendadak kaya raya setelah mendapatkan ganti rugi karena lahan mereka dibeli.

Pada saat itu, perusahaan Pertamina sempat membeli lahan di desa mereka untuk proyek pembangunan kilang minyak.

Pembangunan tersebut melibatkan Pertamina dan perusahaan asal Rusia yang bernama Rosneft.

Melansir Kompas.com, warga kampung miliarder tersebut kini mengaku menyesal menghabiskan uang yang mereka dapatkan untuk membeli barang-barang mewah seperti mobil.

Saat itu, warga Tuban membelanjakan uang miliaran yang mereka kantongi untuk memborong mobil.

Momen datangnya truk yang mengangkut mobil pun diabadikan oleh seorang warga bernama Tain (38) lewat video yang sempat viral di media sosial.

Baca Juga: Viral TKW Indonesia Dapat Warisan Miliaran dari Aktor Taiwan Chen Sung Young

Tain sendiri mendapatkan uang sejumlah Rp9,7 miliar dan memilih untuk membelanjakan uangnya untuk tanah.

Setelah setahun tak ada kabarnya, warga Tuban melakukan unjuk rasa di ring perusahaan Pertamina dan Rosneft pada Senin (24/1/2022).

Mereka datang dari Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu.

Salah satu warga yang berusia 60 tahun, Musanam, bahkan mengaku menyesal karena telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia.

Seorang lelaki tua, Musanam, warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.

Kini Musanam mengaku tidak memiliki simpanan uang dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari.

Musanam pun sudah menjual hewan-hewan ternaknya yang kini hanya tersisa tiga ekor.

"Sudah tak jual untuk makan dan kini tersisa tiga ekor," kata Musanam.

Hal yang sama juga dialami oleh seorang warga yang bernama Mugi (6) yang sempat mengantongi Rp2,4 miliar.

Kini, Mugii kehilangan pemasukan karena lahan pertanian yang biasa menjadi pemasok pundi-pundi uang untuknya sudah dijual.

"Dulu lahan saya tanami jagung dan cabai, setiap kali panen bisa menghasilkan Rp40 juta," cerita Mugi.

"Kini tak lagi memiliki penghasilan, setelah menjual lahan," ungkapnya lebih lanjut.

Nasib yang kini dialami oleh warga kampung miliarder ini memantik diskusi masyarakat di media sosial.

Tak sedikit netizen yang berpendapat bahwa penting bagi kita semua untuk belajar cara mengelola uang.

Mendadak punya uang miliaran tentu mengejutkan sekaligus menggiurkan, membuat kita ingin membelanjakan barang-barang mewah karena uang seakan tak ada habisnya.

Banyak netizen yang berpendapat bahwa uang miliaran yang tidak diputar dengan cara investasi pada akhirnya akan habis juga.

Kesulitan mencari pemasukan yang kini dialami warga kampung miliarder merupakan contoh cara pengelolaan uang yang keliru.

Edukasi pengelolaan uang dan usaha menjadi hal penting yang harus disebarkan kepada masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan.

Baca Juga: Kenali 7 Tipe Money Personality dalam Mengelola Uang, Kamu yang Mana?

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria