Parapuan.co - Dua tahun pandemi, masyarakat pun mulai beradaptasi dengan berbagai perubahan, termasuk dalam cara bekerja.
Sejak pandemi Covid-19, banyak para pekerja yang melakukan pekerjaannya dari rumah alias work from home (WFH). Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan kasus Covid-19.
Namun, meski terhindar dari Covid-19, WFH ternyata juga memberikan dampak lain pada kesehatan lho, Kawan Puan.
Tanpa disadari, saat WFH Kawan Puan mungkin jadi kerap duduk dalam waktu lama dan bekerja di depan komputer.
Ini ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan dan menyebabkan gangguan saat WFH.
Salah satunya adalah Deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam. Apa itu?
Deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam terjadi ketika gumpalan darah (trombus) terbentuk di satu atau lebih vena dalam di tubuh, biasanya di kaki.
Trombosis vena dalam dapat menyebabkan nyeri atau pembengkakan pada kaki, tetapi juga dapat terjadi tanpa gejala.
Kawan Puan bisa terkena DVT jika memiliki kondisi medis tertentu yang memengaruhi cara pembekuan darah.
Baca Juga: Agar Work From Home Efektif, Bagi Waktu dengan Teknik Pomodoro
Pembekuan darah di kaki juga bisa terjadi jika kamu tidak bergerak dalam waktu lama, seperti setelah menjalani operasi atau kecelakaan, saat bepergian jauh, atau saat istirahat di tempat tidur.
Trombosis vena dalam bisa sangat serius karena gumpalan darah di pembuluh darahmu bisa lepas, mengalir melalui aliran darah dan tersangkut di paru-paru, menghalangi aliran darah (emboli paru). Namun, emboli paru dapat terjadi tanpa bukti DVT .
Ketika DVT dan emboli paru terjadi bersamaan, itu disebut tromboemboli vena (VTE).
Gejala
Mengutip dari Mayo Clinic, tanda dan gejala DVT dapat meliputi:
Trombosis vena dalam dapat terjadi tanpa gejala yang nyata.
Penyebab
Baca Juga: Punggung Sering Sakit Saat Bekerja? Atasi dengan Peregangan Ini
Apa pun yang mencegah darah mengalir atau membeku secara normal dapat menyebabkan pembekuan darah.
Penyebab utama DVT adalah kerusakan vena akibat pembedahan atau trauma dan peradangan akibat infeksi atau cedera.
Faktor risiko
Banyak hal yang dapat meningkatkan risiko terkena DVT.
Semakin banyak faktor risiko yang kamu miliki, semakin besar risiko DVT yang mengintaimu. Faktor risiko DVT meliputi:
1. Usia. Menjadi lebih tua dari 60 meningkatkan risiko DVT , meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun.
2. Duduk dalam waktu lama, seperti saat mengemudi atau terbang. Saat kakimu diam selama berjam-jam, otot betismu tidak berkontraksi. Kontraksi otot biasanya membantu sirkulasi darah.
3. Istirahat di tempat tidur yang lama, seperti selama tinggal di rumah sakit yang lama, atau kelumpuhan. Gumpalan darah dapat terbentuk di betis kaki jika otot betis tidak bergerak untuk waktu yang lama.
4. Cedera atau pembedahan. Cedera pada pembuluh darah atau pembedahan dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.
Baca Juga: Tetap Fit dan Produktif Selama WFH, Coba Ikut 5 Tips Ini untuk Dilakukan di Rumah
5. Kehamilan. Kehamilan meningkatkan tekanan di pembuluh darah di panggul dan kaki. Perempuan dengan kelainan pembekuan darah sangat berisiko. Risiko pembekuan darah dari kehamilan dapat berlanjut hingga enam minggu setelah kamu melahirkan.
6. Pil KB (kontrasepsi oral) atau terapi penggantian hormon. Keduanya dapat meningkatkan kemampuan darah untuk membeku.
7. Kelebihan berat badan atau obesitas. Kelebihan berat badan meningkatkan tekanan di pembuluh darah di panggul dan kakimu.
8. Merokok. Merokok memengaruhi pembekuan dan sirkulasi darah, yang dapat meningkatkan risiko DVT.
9. Kanker. Beberapa bentuk kanker meningkatkan zat dalam darahmu yang menyebabkan darah menggumpal. Beberapa bentuk pengobatan kanker juga meningkatkan risiko pembekuan darah.
10. Gagal jantung. Ini meningkatkan risiko DVT dan emboli paru. Karena orang dengan gagal jantung memiliki fungsi jantung dan paru-paru yang terbatas, gejala yang disebabkan oleh emboli paru kecil pun lebih terlihat.
11. Penyakit radang usus. Penyakit usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, meningkatkan risiko DVT.
12. Riwayat pribadi atau keluarga DVT atau PE . Jika kamu atau seseorang dalam keluargamu memiliki salah satu atau keduanya, kamu mungkin berisiko lebih besar terkena DVT.
13. Genetika. Beberapa orang mewarisi faktor risiko atau kelainan genetik, seperti faktor V Leiden, yang membuat darah mereka lebih mudah menggumpal. Kelainan bawaan sendiri mungkin tidak menyebabkan pembekuan darah kecuali jika dikombinasikan dengan satu atau lebih faktor risiko lainnya.
14. Tidak ada faktor risiko yang diketahui. Terkadang, gumpalan darah di pembuluh darah dapat terjadi tanpa faktor risiko yang jelas. Ini disebut VTE yang tidak diprovokasi.
Baca Juga: Stres Sehabis WFH? 5 Varian Wangi Aromaterapi Ini Ampuh Usir Stres
(*)