Kisah Preet Chandi, Perempuan Asia Pertama yang Berhasil Melintasi Antartika

Ardela Nabila - Kamis, 20 Januari 2022
Preet Chandi.
Preet Chandi. Instagram @polarpreet

Parapuan.co - Nama Preet Chandi baru-baru ini berhasil mencuri perhatian dan menjadi perbincangan hangat media di berbagai dunia.

Bagaimana tidak, Preet Chandi baru saja mencetak sejarah sebagai perempuan keturunan Asia pertama yang berhasil melintasi Antartika.

Ekspedisi tunggal sejauh 700 mil atau sekitar 1126,54 kilometer tersebut dilakukannya selama 40 hari, tujuh jam, dan 30 menit.

Sepanjang perjalanan, perempuan yang juga dikenal sebagai Polar Preet itu harus menerjang suhu udara yang mencapai -50 derajat Celcius.

Perjalanannya melintasi Antartika dimulai pada 24 November 2021, di mana ia berangkat dari Hercules Inlet.

Saat ini, Chandi menjadi perempuan tercepat ketiga yang melakukan ekspedisi tunggal, mengikuti dua perempuan lainnya.

Kedua perempuan tersebut adalah Johanna Davidsonsson asal Swedia yang menyelesaikan perjalanannya dalam waktu 38 hari, 23 jam, dan lima menit pada tahun 2016; serta Hannah McKeand dari Inggris yang mencatat waktu 39 hari, sembilan jam, dan 33 menit pada tahun 2006.

Melansir The Guardian, perempuan asal Kota Derby, Inggris ini juga menjadi orang pertama yang berhasil mencapai kutub selatan dengan berjalan kaki dalam dua tahun terakhir.

Untuk mencapai tingkat keberhasilan ini, Chandi telah menghabiskan waktu selama bertahun-tahun untuk mengikuti pelatihan.

Baca Juga: Ashtra Dymach, Jadi Doula Karena Kebutuhan Didukung dan Mendukung Sesama Perempuan

Bahkan, ia pernah menyelesaikan ekspedisi selama 27 hari di puncak es di Greenland dan mengikuti ultramarathon, termasuk Marathon des Sables untuk melintasi gurun Sahara.

Preet Chandi yang merupakan seorang fisioterapis Angkatan Darat Inggris ini mengaku tidak percaya akan pencapaiannya.

“Aku berhasil mencapai kutub selatan di mana salju turun. Rasanya sangat emosional. Aku tidak tahu apa-apa tentang kutub tiga tahun lalu, sehingga rasanya sangat tidak nyata berada di sini,” ucapnya tidak percaya.

“Aku ingin berterima kasih kepada semua orang atas dukungan mereka,” sambung perempuan keturunan India yang lahir di Inggris itu.

Tak hanya dihadapi oleh suhu dingin, selama menempuh ekspedisi melintasi Antartika, Chandi juga harus melawan angin dengan kecepatan hingga 60mph.

Selain itu, ia juga harus berjuang melawan aliran listrik yang padam sambil menarik kereta luncur seberat 90 kilogram untuk melintasi sastrugi, pegunungan paralel yang berbentuk seperti gelombang di salju keras, yang disebabkan oleh angin.

Tak jarang, Chandi menderita kelelahan, batuk, hingga sakit selama perjalanan di tengah-tengah salju.

Lewat ekspedisinya ini, Chandi ingin mendorong orang-orang untuk mempercayai dirinya sendiri dan bisa melewati batas kemampuan yang mereka miliki.

“Aku ingin mendorong orang-orang untuk melampaui batas mereka dan untuk percaya pada diri mereka sendiri. Aku ingin kamu bisa melakukannya tanpa harus dianggap sebagai seorang pemberontak,” ujar Chandi.

Baca Juga: Kesuksesannya Dianggap Sebagai Privilege, Inilah Sosok Putri Tanjung

Kepada Guardian, Chandi mengatakan bahwa saat pelatihan, tak sedikit orang yang tidak percaya bahwa perempuan Asia sepertinya bisa melewati tantangan itu.

Lulusan St George’s, University of London dan Queen Mary University of London ini mengaku, ia kerap diperintah untuk melakukan hal-hal yang dianggap normal bagi perempuan.

“Aku seorang perempuan Asia; aku bukanlah perempuan yang ingin mereka jadikan contoh di luar sana,” pungkasnya.

“Aku sering diperintah untuk melakukan hal-hal yang normal (bagi perempuan), tetapi kita bisa membuat hal normal versi kita sendiri. Kamu bisa menjadi apapun yang kamu inginkan,” tegas Chandi.

Preet Chandi berharap, perjalanannya ini dapat menginspirasi para anak muda, perempuan, dan mereka yang berasal dari latar belakang etnis minoritas.

Setelah menyelesaikan ekspedisinya, ia selanjutnya berencana untuk membantu mendanai ekspedisi para perempuan yang ingin berpetualang di arena yang didominasi oleh laki-laki seperti dirinya.

Itulah kisah Preet Chandi yang berhasil membuktikan dunia bahwa perempuan pun bisa menaklukkan aktivitas yang erat kaitannya dengan laki-laki, yakni ekspedisi tunggal.

Inspiratif sekali, ya! (*)

Baca Juga: Jalani Peran Ganda Sebagai Ibu dan Pekerja, Ini Perjalanan Karier Michelle Obama

Sumber: The Guardian
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda