Kanker Ovarium Jadi Silent Killer bagi Perempuan, Ini Saran Dokter Onkologi

Anna Maria Anggita - Jumat, 14 Januari 2022
Ilustrasi kanker ovarium yang jadi silent killer para perempuan.
Ilustrasi kanker ovarium yang jadi silent killer para perempuan. koto_feja

Parapuan.co - Kanker ovarium menjadi salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi perempuan.

Dalam konferensi pers Kampanye 10 Jari: Bersama, Kita Bisa Menghadapi Kanker Ovarium, pada Kamis (13/01/2022) dipaparkan bahwa data terakhir dari Global Burden of Cancer Study (Globocan), pada tahun 2020 Indonesia mencatat 14.896 kasus baru kanker ovarium.

Hal tersebut membuat kanker ovarium menempati urutan lima teratas dari kanker yang khusus terjadi pada perempuan.

Di samping itu, studi dari American Cancer Society menunjukkan bahwa satu dari 78 perempuan berisiko menderita kanker ovarium dalam hidup mereka.

Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG(K), K-Onk selaku Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) pun turut buka suara tentang kanker ovarium.

"Kanker ovarium merupakan salah satu kanker yang dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala apapun di stadium awal. Hanya 20 persen dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal," paparnya.

Menurut Brahmana jika kanker ovarium ditemukan lebih dini, maka 94 persen pasien dapat hidup lebih dari lima tahun setelah didiagnosis.

Mengetahui hal tersebut, maka penting bagi perempuan Indonesia untuk mengetahui faktor risiko dan gejala kanker ovarium.

"Tak hanya itu, saya juga mengimbau para pasien yang telah terdiagnosis dengan kanker ovarium untuk tetap mengontrol kondisi mereka dengan menemui dokter," tegasnya.

Baca Juga: Kawan Puan Wajib Tahu! Berikut Tahapan Perkembangan Kanker Ovarium

 

Brahmana menambahkan hendaknya pasien menemui dokter secara rutin dan menemukan terapi yang tepat untuk menghadapi kanker ovarium.

Tentunya hal tersebut bertujuan agar kualitas hidup pasien kanker ovarium membaik.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur AstraZeneca Indonesia Rizman Abudaeri mengungkap bahwa diagnosis kanker ovarium sedini mungkin perlu dilakukan.

"Diagnosis sedini mungkin dan melakukan pengobatan yang tepat merupakan faktor penting dalam pengobatan kanker ovarium," sarannya.

Dengan hal tersebut AstraZeneca bersama dengan Cancer Information and Support Center (CISC) dan HOGI berupaya membantu para pasien mendapatkan informasi mengenai diagnosis dini.

Melalui diagnosis dini, maka nantinya akan diketahui langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi kanker ovarium.

"Kami berkomitmen untuk terus memberikan akses terhadap obat-obatan inovatif untuk kualitas hidup yang lebih baik bagi para pasien termasuk perawatan kanker ovarium di Indonesia," ujarnya.

Sebagai catatan penting, aspek medis untuk mengobati kanker ovarium memang sangat penting, tapi tidak hanya itu saja.

Pasalnya pasien kanker juga membutuhkan dukungan emosional dan mental dari orang-orang di sekitar mereka untuk memenangkan pertempuran melawan kanker.

Di mana dari "Kampanye 10 Jari" juga menganjurkan pentingnya kelompok pasien sebagai support system bagi para penyintas.

Baca Juga: Yuk! Deteksi Dini Kanker Ovarium Melalui Kampanye 10 Jari, Simak Caranya, Ya!

 (*)

Pemberian Vaksinasi PCV Jadi Langkah Penting Pencegahan Penyakit Pneumonia