Kanker Ovarium Jadi Silent Killer bagi Perempuan, Ini Saran Dokter Onkologi

Anna Maria Anggita - Jumat, 14 Januari 2022
Ilustrasi kanker ovarium yang jadi silent killer para perempuan.
Ilustrasi kanker ovarium yang jadi silent killer para perempuan. koto_feja

 

Brahmana menambahkan hendaknya pasien menemui dokter secara rutin dan menemukan terapi yang tepat untuk menghadapi kanker ovarium.

Tentunya hal tersebut bertujuan agar kualitas hidup pasien kanker ovarium membaik.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur AstraZeneca Indonesia Rizman Abudaeri mengungkap bahwa diagnosis kanker ovarium sedini mungkin perlu dilakukan.

"Diagnosis sedini mungkin dan melakukan pengobatan yang tepat merupakan faktor penting dalam pengobatan kanker ovarium," sarannya.

Dengan hal tersebut AstraZeneca bersama dengan Cancer Information and Support Center (CISC) dan HOGI berupaya membantu para pasien mendapatkan informasi mengenai diagnosis dini.

Melalui diagnosis dini, maka nantinya akan diketahui langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi kanker ovarium.

"Kami berkomitmen untuk terus memberikan akses terhadap obat-obatan inovatif untuk kualitas hidup yang lebih baik bagi para pasien termasuk perawatan kanker ovarium di Indonesia," ujarnya.

Sebagai catatan penting, aspek medis untuk mengobati kanker ovarium memang sangat penting, tapi tidak hanya itu saja.

Pasalnya pasien kanker juga membutuhkan dukungan emosional dan mental dari orang-orang di sekitar mereka untuk memenangkan pertempuran melawan kanker.

Di mana dari "Kampanye 10 Jari" juga menganjurkan pentingnya kelompok pasien sebagai support system bagi para penyintas.

Baca Juga: Yuk! Deteksi Dini Kanker Ovarium Melalui Kampanye 10 Jari, Simak Caranya, Ya!

 (*)