Hari Kowal, Mengenal Malahayati Si Laksmana Laut Perempuan Pertama

Aulia Firafiroh - Rabu, 5 Januari 2022
Sosok pelaut perempuan pertama di Indonesia
Sosok pelaut perempuan pertama di Indonesia kompas

Parapuan.co- Hari ini tepatnya tanggal 5 Januari, diperingati sebagai Hari Kowal (Korps Wanita Angkatan Laut).

Pada hari ini PARAPUAN ingin membahas mengenai sosok pelaut perempuan, salah satunya bernama Malahayati.

Ia merupakan pelaut perempuan pertama di Indonesia asal Aceh yang memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia.

Untuk mengenang jasanya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadikan namanya sebagai nama Jalan Laksmana Malahayati menggantikan nama Jalan Inspeksi Kalimalang.

"(Karena) Masyarakat Aceh memiliki peran penting dalam sejarah panjang kemerdekaan bangsa Indonesia," kata Anies mengutip dari Kompas.com, Selasa (23/11/2021).

Lalu seperti apa sosok Laksamana Malahayati yang mendapat gelar sebagai pahlawan nasional tahun 2017 lalu?

Malahayati atau Keumalahayati merupakan pejuang perempuan yang berasal dari Kesultanan Aceh.

Menurut catatan sejarah, ia dikenal sebagai laksmana laut perempuan pertama di Indonesia.

Karena keberaniannya, Malahayati berhasil mengusir armada angkatan laut Belanda dan Portugis pada abad ke-16 M.

Tak hanya itu, Malahayati bahkan membunuh Cornelis De Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal pada peperangan Inong Balee tanggal 11 September 1599.

Baca juga: Hari Kowal, Seperti Apa Peran Perempuan di Korps Wanita Angkatan Laut?

Siapa sangka, Malahayati ternyata juga merupakan cucu bangsawan di Aceh yang bernama Laksmana Muhammad Said Syah putra dari Sultan Salahudin Syah (pemerintah kesultanan Aceh pada 1530-1539).

Ayahnya yang bernama Mahmud Syah ternyata juga seorang laksmana angkatan laut.

Maka tak heran jika ia memiliki semangat juang menjadi pelaut seperti para leluhurnya.

Malahayati kemudian menikah dengan Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief saat mengenyam pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis.

Namun sayang, suami Malahayati meninggal karena dibunuh oleh pasukan dari Portugis.

Karena hal itu, Malahayati akhirnya mengajak para janda yang suaminya terbunuh dalam perang untuk membentuk pasukan Inong Balee.

Kemudian, pasukan Inong Balee membuat benteng setinggi 100 meter dari permukaan laut dan menghadap langsung ke arah laut.

Bahkan pasukan Inong Balee juga memiliki pangkalan militer di Teluk Lamreh Krueng Jaya.

Perjuangan Malahayati harus berhenti pada tahun 1606.

Baca juga: Serda Nina Puji, Prajurit Perempuan TNI AL yang Berani Terjun dari Ketinggian 7000 Kaki

Ia gugur dalam perang melawan Portugis di perairan Selat Malaka.

Jasadnya kini dimakamkan di Lereng Bukut Lamkuta, Banda Aceh. (*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh