Ini 4 Masalah Kesehatan Mental yang Dialami Nakes Sepanjang 2021

Anna Maria Anggita - Selasa, 28 Desember 2021
Masalah kesehatan mental yang dialami Nakes ketika pandemi
Masalah kesehatan mental yang dialami Nakes ketika pandemi FamVeld

Parapuan.co - Sungguh tak terasa, waktu berjalan begitu cepat dan di akhir 2021 ini dunia masih berada di tengah pandemi Covid-19.

Harus diketahui bahwa selama pandemi Covid-19 bukan hanya fisik yang diserang, tetapi kesehatan mental pun juga kena imbasnya.

Bukan hanya penderita Covid-19 yang mengidap masalah kesehatan mental, tapi para tenaga kesehatan (nakes) pun mengalami hal yang sama.

Melansir NCBI, PARAPUAN telah merangkum apa saja masalah kesehatan mental yang dialami nakes sepanjang 2021 ini.

Baca Juga: Melahirkan Prematur Seperti Lesti Kejora Rawan Alami Masalah Kesehatan Mental, Ini 3 Cara Mengatasinya

Hal ini pun selaras dengan penelitian berjudul Doctors’ Mental Health in the Midst of COVID-19 Pandemic: The Roles of Work Demands and Recovery Experiences.

Penelitian dari National Center for Biotechnology Information, mengungkap beberapa masalah kesehatan yang dialami para tenaga medis yakni:

  • Stres
  • Gangguan kecemasan
  • Depresi
  • Gangguan stres pacatrauma (PTSD)

Berikut ini penjelasan lengkap dari berbagai gangguan kesehatan mental yang dilansir dari berbagai sumber. Simak, ya!

1. Stres

Menurut Medline Plusstres adalah perasaan ketegangan emosional atau fisik.

Stres itu bisa datang dari peristiwa atau pemikiran apa pun yang membuat seseorang merasa frustrasi, marah, atau gugup.

Stres dibagi menjadi dua yakni stres akut dan stres kronis.

Stres akut adalah stres jangka pendek yang bisa dirasakan pada satu waktu. Misalnya saat menginjak rem, bertengkar dengan pasangan, atau bermain ski menuruni lereng yang curam.

Stres akut ini membantu seseorang mengelola situasi yang berbahaya.

Sedangkan stres kronis adalah stres yang berlangsung untuk jangka waktu yang lebih lama.

Seseorang dapat mengalami stres kronis jika memiliki masalah uang, pernikahan yang tidak bahagia, atau masalah di tempat kerja.

Semua jenis stres yang berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan termasuk ke dalam stres kronis.

Apabila stres tidak dikelola, maka bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, masalah kulit dan masalah menstruasi.

2. Gangguan kecemasan

Mengutip dari Cleveland Clinic, gangguan kecemasan adalah jenis kondisi kesehatan mental, di mana penderitanya akan merespons suatu hal dengan rasa takut.

Orang yang mengalami gangguan kecemasan memiliki berbagai gejala baik secara fisik hingga perilaku.

  • Gejala fisik: tangan dingin atau berkeringat, mulut kering, palpitasi jantung, mual, mati rasa, ketegangan otot, dan sesak napas.
  • Gejala mental: merasa panik, takut, gelisah, dan mengalami mimpi buruk. Tak hanya itu pengidap gangguan kecemasan juga memiliki pikiran obsesif yang tak terkendali, bahka sering kilas balik pengalaman traumatis.
  • Gejala perilaku: ketidakmampuan untuk diam dan tenang, juga kesulitan tidur. Kemudian penderitanya mengalami perilaku ritualistik, seperti mencuci tangan berulang kali. 

Baca Juga: Lesti Kejora Melahirkan saat Hamil 34 Minggu, Ini Masalah Kesehatan Mental Bagi Ibu yang Melahirkan Prematur 

3. Depresi

Melansir dari Psychiatry, depresi (gangguan depresi mayor) adalah penyakit medis yang umum dan serius yang secara negatif mempengaruhi perasaan, cara berpikir, dan bagaimana seseorang bertindak.

Depresi menyebabkan perasaan sedih dan/atau kehilangan minat pada aktivitas yang pernah dinikmati.

Bukan hanya itu, kondisi ini menimbulkan berbagai masalah emosional dan fisik dan dapat menurunkan kemampuan seseorang untuk beraktivitas di tempat kerja dan di rumah.

Diketahui pula bahwa gejala depresi itu bervariasi, di antaranya:

  • Merasa sedih atau memiliki suasana hati yang tertekan.
  • Perubahan nafsu makan, di mana penderitanya penurunan atau kenaikan berat badan yang tidak terkait dengan diet.
  • Sulit tidur atau terlalu banyak tidur.
  • Kehilangan energi atau merasa kelelahan.
  • Peningkatan aktivitas fisik tanpa tujuan (misalnya, ketidakmampuan untuk duduk diam, mondar-mandir, meremas-remas tangan).
  • Merasa tidak berharga atau bersalah.
  • Kesulitan berpikir, berkonsentrasi atau membuat keputusan.
  • Pikiran tentang kematian atau bunuh diri.

4. Gangguan stres pascatrauma (PTSD)

Mengutip dari Mayo Clinic, PTSD adalah kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa menakutkan baik bagi orang yang mengalami atau menyaksikan suatu kejadian langsung.

Kebanyakan orang yang mengalami peristiwa traumatis mungkin mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dan mengatasi suatu hal.

Penderita PTSD bisa megalami berbagai gejala, misalnya pada pemikian dan suasana hati juga reaksi fisik dan emosional.

Perubahan pada pemikiran dan suasana hati

  • Pikiran negatif tentang diri sendiri, orang lain, atau dunia
  • Keputusasaan tentang masa depan
  • Masalah memori, termasuk tidak mengingat aspek penting dari peristiwa traumatis
  • Kesulitan mempertahankan hubungan dekat
  • Merasa terpisah dari keluarga dan teman
  • Kurangnya minat pada aktivitas yang pernah dinikmati
  • Kesulitan mengalami emosi positif
  • Merasa mati rasa secara emosional

Baca Juga: Belajar dari Kasus Nia Ramadhani, Ini Kata Psikolog Soal Respons yang Tepat saat Dengarkan Teman Curhat

Perubahan reaksi fisik dan emosional

  • Menjadi mudah terkejut atau takut
  • Selalu waspada terhadap bahaya
  • Perilaku merusak diri sendiri, seperti minum terlalu banyak atau mengemudi terlalu cepat
  • Sulit tidur
  • Sulit berkonsentrasi
  • Iritabilitas, ledakan kemarahan, atau perilaku agresif
  • Rasa bersalah atau malu yang luar biasa

Apabila seseorang merasakan berbagai kondisi gangguan mental di atas, hendaknya segera diatasi demi mendapat perawatan dan kondisi mental pun bisa membaik, ya! (*)

 

 

 

Sumber: Mayo Clinic,Cleveland Clinic,NCBI,psychiatri,Medline Plus
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya