Co-Parenting: 4 Cara Mengasuh Anak Setelah Bercerai agar Tidak Pilih-Pilih Orang Tua

Ericha Fernanda - Minggu, 19 Desember 2021
Pola asuh anak setelah bercerai
Pola asuh anak setelah bercerai ibnjaafar

Parapuan.co - Menghadapi percerain bagi kamu dan mantan pasangan sangat sulit, begitu pun anak melihat orang tuanya berpisah.

Jika kamu dan mantan pasangan sepakat untuk melakukan co-parenting atau mengasuh bersama, tentu harus sepakat dalam pola asuh yang diterapkan.

Bagaimana pun masalah yang mendasari perceraian, kamu dan mantan pasangan tetap harus bertanggung jawab dalam mengasuh anak.

Alangkah lebih baik jika kamu dan mantan pasangan saling mengkomunikasikan pola asuh yang diterapkan.

Tujuannya agar anak pilih-pilih siapa yang menjadi orang tua favorit karena pengasuhannya lebih baik daripada yang lain.

Baca Juga: Co-Parenting, Kiat Pengasuhan Anak untuk Orang Tua yang Bercerai

Melansir Pinkvilla, berikut empat strategi mengasuh anak setelah bercerai agar mereka tidak pilih-pilih orang tua.

1. Komunikasikan pola asuh

Kamu dan pasangan mungkin memiliki pandangan berbeda tentang pengasuhan, akan tetapi selalu penting untuk membicarakannya.

Komunikasikan tentang perilaku-perilaku yang sebaiknya tidak diajarkan pada anak hingga cara mengontrol emosi anak.

Hindari membuat anak kebingungan tentang pola asuh mana yang harus mereka ikuti, karena dapat mengakibatkan tekanan emosional.

2. Hindari bertengkar di depan anak

Meskipun konflik beracun menjadi alasan perceraianmu, kamu dan mantan pasangan harus berhati-hati agar tidak tersulut emosi di depan anak.

Memang sulit, tapi cobalah untuk fokus pada pola asuh anak itu sendiri daripada meluangkan waktu untuk bertengkar.

Jika kamu dan mantan pasangan bertengkar di depan anak, akibatnya anak mengalami stres, kecemasan, bahkan depresi.

Situasi konflik tinggi menciptakan lingkungan stres yang tidak sesuai dengan kebutuhan perkembangan si kecil.

Baca Juga: Hak Asuh Bersama, Begini Manfaat Co-Parenting bagi Anak dan Orang Tua

3. Komunikasi terbuka dan jujur kepada anak

Penting untuk menjelaskan bahwa kamu dan mantan pasangan sebagai orang tua anak sudah berpisah.

Jelaskan dengan hati-hati dan mudah dimengerti menggunakan bahasa sederhana tentang apa itu perceraian.

Pastikan anak memahami meskipun orang tuanya bercerai, ia tetap mendapatkan banyak cinta dan dukungan dari orang tua.

4. Hindari menunjukkan permusuhan terbuka

Terlepas apa pun masalah perceraianmu, jangan menunjukkan permusuhan terbuka kepada mantan pasangan atau menjelek-jelekkannya di hadapan anak.

Jika kamu melakukannya, anak akan mendapat sinyal bahwa asalah satu orang tuanya lebih baik daripada yang lain.

Alhasil, pengasuhan bersama sulit untuk berkembang dengan baik karena anak menjadi pilih-pilih orang tua.

Selain itu, perilaku negatif tersebut dapat berdampak negatif pada kesehatan emosional anak dan membuatnya sedih.

Kawan Puan, pasti sulit untuk terhubung kembali dengan pasangan setelah konflik perceraian yang menyakitkan itu.

Akan tetapi, tanggung jawab tumbuh kembang anak yang cukup tetap menjadi kewajiban orang tuanya, ibu dan ayah.

Jadi, co-parenting atau pengasuhan bersama tetap bisa dilakukan dengan syarat kamu dan mantan pasangan fokus pada pola asuh anak.

Baca Juga: Ini Anjuran dan Larangan Bagi Orang Tua yang Menerapkan Co-Parenting

Sumber: pinkvilla.com
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara