Seperti di Film Yuni, Apa Risiko Hamil di Bawah Usia 20 Tahun bagi Ibu?

Ericha Fernanda - Rabu, 8 Desember 2021
Risiko kehamilan di bawah usia 20 tahun bagi ibu hamil
Risiko kehamilan di bawah usia 20 tahun bagi ibu hamil Edwin Tan

Parapuan.co - Kawan Puan, sebentar lagi Film Yuni yang disutradarai oleh Kamila Andini akan tayang di bioskop tanah air mulai 9 Desember 2021.

Film Yuni mengangkat topik sensitif remaja perempuan yang dihadapkan dengan isu patriarki, seks, pendidikan, dan dunia kerja di tengah perubahan zaman ini.

Salah satu isu yang diceritakan di film Yuni adalah banyaknya perempuan yang dipaksa menikah muda dan hamil di kisaran usia 17 tahun.

Baca Juga: Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Saat Hamil

Menelisik isu tersebut, kehamilan dini adalah fenomena yang membahayakan bagi ibu dan janin dari segi kesehatan.

Selain belum siap secara fisik, ibu remaja juga belum siap secara mental terkait tumbuh kembang janin dan pengasuhan.

 

Kehamilan remaja atau dini mengacu pada perempuan yang mengandung di bawah usia 20 tahun. 

Untuk diketahui, usia anak menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia adalah usia 0 hingga 18 tahun.

Jadi, jika ada seorang perempuan yang hamil di bawah usia 18 tahun juga disebut hamil di usia anak.

Seorang perempuan dapat hamil jika melakukan hubungan seks vaginal dengan seorang laki-laki pada usia berapa pun setelah mengalami menstruasi teratur.

Risiko hamil di usia remaja

Berkaca dari perempuan remaja di film Yuni, ada beberapa risiko kehamilan di usia remaja terutama bagi ibu, antara lain:

1. Anemia

Melansir Revere Health, anemia adalah konsentrasi hemoglobin yang rendah dalam darah, yang dapat menyebabkan kelelahan ekstrem dan komplikasi lainnya.

Sekitar 14 persen perempuan hamil mengalami anemia, dan kondisi ini terjadi pada tingkat yang lebih tinggi pada ibu hamil di usia remaja.

Hal ini disebabkan karena kurangnya jumlah asupan kalori sehat yang dibutuhkan selama kehamilan.

Selain itu, adanya peningkatan kebutuhan zat besi yang terkait dengan perluasan massa sel darah merah selama masa remaja.

Faktanya, lebih banyak perempuan hamil berusia 15 hingga 19 tahun yang mengalami anemia dibandingkan perempuan hamil berusia 21 hingga 44 tahun.

Sangat penting bagi ibu hamil di usia remaja untuk mencari perawatan prenatal yang berkualitas demi memastikan menerima asupan nutrisi yang cukup.

Baca Juga: Anemia Ternyata Lebih Rentan Menyerang Remaja Perempuan, Kok Bisa?

 

 

2. Preeklamsia

Preeklamsia adalah gangguan tekanan darah yang hanya terjadi pada kehamilan dan dapat menyebabkan komplikasi serius.

Komplikasinya termasuk kerusakan organ vital, khususnya ginjal dan hati bagi ibu hamil.

Preeklamsia biasanya dimulai setelah minggu ke-20 kehamilan, yang awalnya tensinya normal terus di pertengahan atau akhir menjadi tinggi.

 

Risiko preeklamsia untuk ibu dan janin adalah persalinan prematur, kematian janin, berat badan lahir rendah, solusio plasenta (plasenta terlepas sebelum waktunya), dan kejang (eklamsia).

Selain itu, risiko lainnya termasuk penyakit jantung kardiovaskular, diabetes, kegagalan organ, dan pendarahan yang hebat bagi ibu hamil.

Jika kehamilan di usia 20 tahun ini terjadi, sangat penting untuk memeriksakan kehamilan pada dokter spesialis kandungan.

Tujuannya, untuk mencegah risiko komplikasi penyakit hingga kematian ibu dan janin. 

Kawan Puan, yuk bantu berikan edukasi orang-orang di sekitar kita mengenai pernikahan dini dan mengandung anak di bawah usia 20 tahun! (*)

 

Baca Juga: Mengenal Preeklamsia, Faktor Risiko dan Gejala Komplikasi Kehamilan Serius

 

Sumber: Revere Health
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh

Bronkitis Kronis Viral di TikTok, Ini Hal Penting yang Harus Diketahui