Bantu Perempuan dengan KTD, Rumah RUTH Justru Dapat Stigma Negatif

Aulia Firafiroh - Selasa, 30 November 2021
Layanan di RUMAH RUTH
Layanan di RUMAH RUTH instagram @rumahruth

"Oh ternyata gini ya rasanya diusir atau diasingkan warga. Ketika perempuan mengalami kekerasan justru yang disalahkan adalah si perempuannya apalagi dalam kasus KTD. Bahkan yang dianggap aib si perempuannya bukan laki-laki yang menghamili. Sedih banget!," Curhat Ci Devi yang merasa prihatin kurangnya empati masyarakat.

Sebagai orang yang sudah berpengalaman menangani kasus ini, Ci Devi membagi KTD menjadi dua.

"KTD atau kehamilan yang tidak diinginkan itu terbagi menjadi dua ya. Pertama, KTD yang terjadi kepada remaja dengan rentang usia 11 sampai 21 tahun. Kedua, KTD yang terjadi kepada perempuan yang sudah menikah," jelas Ci Devi.

"Faktor yang mempengaruhi dua jenis KTD ini berbeda, juga dampaknya berbeda. Sehingga cara penanganan kasusnya juga berbeda," lanjutnya.

Baca juga: Mengenal RUTH, Rumah Aman untuk Perempuan Korban Kehamilan Tak Diinginkan

Salah satu penyebab terjadinya KTD juga karena ketidakmatangan emosi perempuan yang kerap dimanfaatkan oleh laki-laki.

"Faktor yang melatarbelakangi terjadinya KTD di usia 11 sampai 21 tahun, sebagian besar penyebabnya karena kurangnya edukasi terhadap perempuan. Ada yang karena rasa penasaran dan terperdaya laki-laki yang ditemui lewat aplikasi online," papar Ci Devi.

"Kalau yang sudah menikah biasanya dialami oleh TKW," tambahnya.

Ci Devi juga mengaku prihatin dengan stigma yang "perempuan nakal" yang diberikan kepada perempuan dengan KTD.

"Saya sedih sekali ketika mendengar banyak orang-orang menilai perempuan dengan KTD itu perempuan nakal. Padahal sebetulnya, tidak semua perempuan yang mengalami KTD itu nakal. Sebagian besar mereka adalah perempuan polos, gampang dibohongi, dan naif," cerita Ci Devi yang mengaku gregetan dengan cara pandang masyarakat.

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh