Parapuan.co - Tak dapat dipungkiri bahwa di tengah pandemi tren berwisata itu berubah ya, Kawan Puan.
Di mana banyak orang yang tak dapat bepergian bebas seperti sebelum pandemi.
Baik itu bepergian di dalam maupun luar negeri, mobilitas masyarakat kian dibatasi.
Tentunya hal ini bertujuan agar penularan virus corona penyebab kondisi pandemi ini dapat ditekan.
Lantas, apa saja tren wisata yang berubah akibat pandemi Covid-19?
Baca Juga: Rekomendasi Desa Wisata di Indonesia dengan Pemandangan Spektakuler, Wajib ke Sini!
Melansir dari Kompas.com, berikut ini penjelasannya, simak ya!
1. Frekuensi bepergian berkurang
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nia Niscaya, mengungkap bahwa di masa pandemi Covid-19 frekuensi bepergian masyarakat berkurang.
Dalam arti lain minat masyarakat untuk bepergian selama pandemi menurun.
"Sekarang frekuensi bepergian jarang, tapi tinggalnya lebih lama. Kayak bisa lebih dari seminggu,” katanya.
2. Bepergian dengan orang yang dikenal
Perubahan selanjutnya adalah masyarakat lebih sering bepergian dengan orang yang dikenal.
Dengan orang yang dikenal, masyarakat akan makin nyaman saat berwisata.
Adapun alasan lainnya yakni dengan bepergian bersama orang yang dikenal, maka setiap individu yang turut serta sudah paham kondisi kesehatan masing-masing.
Baca Juga: Tips Traveling ke Luar Negeri Selama Pandemi agar Perjalanan Lebih Aman
3. Harga tiket tak lagi jadi perhatian utama
Maksud dari harga tiket yang tak lagi jadi perhatian utama adalah saat ini masyarakat lebih berfokus pada protokol kesehatan.
Bukan hanya itu saja, menurut Nia, masyarakat pun lebih memilih moda transportasi yang baik daripada harga tiket.
"Kalau dulu kan harga yang jadi perhatian pertama. Sekarang protokolnya," ucapnya.
Baca Juga: Demi Keamanan, 7 Item Ini Perlu Dibawa saat Perempuan Solo Traveling
4. Membeli tiket yang bisa dijadwal ulang
Selain tiga hal di atas, dalam urusan akomodasi, masyarakat lebih memilih yang bisa dijadwal ulang.
Sebab, di pandemi Covid-19 ini perubahan peraturan seputar perjalanan terjadi lebih sering mendadak.
Oleh sebab itu, Nia menjelaskan bahwa masyarakat lebih memiliki memesan tiket dan hotel yang ada jaminan kembali uang atau bisa dijadwal ulang.
Tentunya dengan begitu, masyarakat pun tidak mengalami kerugian secara materiil.
“Refund, reschedule, itu yang menentukan orang dalam memilih perjalanannya. Karena kalau sewaktu-waktu peraturan berubah, tiket bisa di-refund atau reschedule,” tutupnya.
Nah dari keempat tren berwisata berubah di tengah pandemi di atas, apakah Kawan Puan telah merasakan perubahan tersebut? (*)
Baca Juga: Tips Memilih Selimut yang Cocok Dibawa Traveling, Perhatikan 5 Hal Ini