Asia Summit on Global Health: Perawatan Kesehatan, Perubahan dan Navigasi New Normal

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 27 November 2021
Pada diskusi pleno di bawah tema KTT, “Membentuk Masa Depan yang Tangguh dan Berkelanjutan”, Chen Qiyu, Direktur Eksekutif dan Co-CEO, Fosun International Limited, mengatakan bahwa penelitian dan pengembangan global bersama adalah model penting yang bergerak ke masa depan. Ini dapat mempercepat teknologi terdepan di dunia sehingga dapat beralih ke penggunaan klinis lebih cepat
Pada diskusi pleno di bawah tema KTT, “Membentuk Masa Depan yang Tangguh dan Berkelanjutan”, Chen Qiyu, Direktur Eksekutif dan Co-CEO, Fosun International Limited, mengatakan bahwa penelitian dan pengembangan global bersama adalah model penting yang bergerak ke masa depan. Ini dapat mempercepat teknologi terdepan di dunia sehingga dapat beralih ke penggunaan klinis lebih cepat Dok. HKTDC

Diketuai oleh Dr. Margaret Chan, Dekan Pendiri, Sekolah Kesehatan Masyarakat Vanke, Universitas Tsinghua dan Direktur Jenderal Emeritus, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Selain itu, pembicara termasuk Nachman Ash, Direktur Jenderal, Kementerian Kesehatan, Israel; Sophia Chan, Sekretaris Pangan dan Kesehatan HKSAR; Dr Takeshi Kasai, Direktur Regional untuk Pasifik Barat, WHO; Ma Xiaowei, Menteri, Komisi Kesehatan Nasional, Republik Rakyat Tiongkok; dan Ong Ye Kung, Menteri Kesehatan Republik Singapura.

Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Vaksin yang Diperlukan Anak 4-11 Tahun

“Dalam jangka pendek, harapan terbaik kami untuk mengakhiri pandemi ini dan mengembalikan kehidupan kita menjadi normal adalah dengan meningkatkan cakupan vaksin," ungkap Dr. Margaret Chan.

Ia pun berharap percepatan vaksinasi di seluruh dunia bisa segera terselenggara.

"Di tingkat global, para pemimpin dunia perlu bekerja sama untuk menggenjot produksi vaksin dengan alokasi yang adil, terutama ke negara-negara berkembang karena mengakhiri pandemi ini dapat dilakukan secara solidaritas, oleh para pemimpin dunia, di bawah koordinasi teknis WHO," terangnya.

"Dalam jangka menengah hingga panjang, kita membutuhkan hubungan baru antara manusia dan sistem alam kita. Kami membutuhkan pemikiran holistik dalam mengintegrasikan solusi kami," imbuhnya.

(*)