Sejarah Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Kampanye 16 HAKTP

Alessandra Langit - Kamis, 25 November 2021
Sejarah Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan lahirnya Kampanye 16 Hari
Sejarah Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan lahirnya Kampanye 16 Hari dtiberio

Parapuan.co - Kawan Puan, di tanggal 25 November ini kita memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.

Komnas Perempuan secara khusus mendukung dan menggaungkan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 Days of Activism Against Gender Violence) di Indonesia.

Kampanye internasional ini bertujuan untuk mendorong upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. 

Pemilihan tanggal 25 November pun bukan karena alasan, ada peristiwa penting terkait kekerasan terhadap perempuan yang terjadi pada tanggal ini.

Baca Juga: Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Ini 4 Jenis KDRT Menurut UU PKDRT

Sejarah Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Melansir Halaman resmi Komnas PerempuanHari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan lahir sebagai penghormatan atas meninggalnya Mirabal bersaudara (Patria, Minerva & Maria Teresa).

Mirabal bersaudara meninggal pada tanggal yang sama di tahun 1960 akibat pembunuhan keji.

Pembunuhan tersebut dilakukan oleh kaki tangan pengusasa diktator Republik Dominika pada waktu itu, yaitu Rafael Trujillo.

Mirabal bersaudara sendiri dikenal sebagai aktivis politik yang secara aktif berjuang demi demokrasi dan keadilan rakyat.

Atas aksi luar biasanya, mereka menjadi simbol perlawanan terhadap kediktatoran peguasa Republik Dominika.

Tentu perjuangan mereka tak mudah, mereka berkali-kali mendapatkan tekanan dan penganiayaan dari penguasa.

Ancaman tak kunjung henti dan berakhir pada pembunuhan keji tersebut.

Hari itu juga sebagai tanda diakuinya kekerasan berbasis gender oleh masyarakat internasional.

Pada tahun 1981, tanggal 25 November diresmikan sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.

Keputusan tersebut dideklarasikan dalam Kongres Perempuan Amerika Latin yang pertama.

Baca Juga: Tanda dan Dampak Kekerasan pada Perempuan Remaja dan Anak, Apa Saja?

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Kampanye ini berlangsung dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga tanggal 10 Desember.

10 Desember sendiri merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.

Rentang waktu tersebut dipilih karena secara simbolik menghubungkan antara kekerasan terhadap perempuan dan HAM.

Tak hanya itu, rentang waktu 16 hari tersebut menekankan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah bentuk pelanggaran HAM.

Sejak tahun 2001, Komnas Perempuan mulai terlibat dalam kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP).

Dalam rentang 16 hari, aktivis perempuan membangun aksi dan strategi bersama untuk menggalang gerakan solidaritas.

Gerakan tersebut berdasarkan kesadaran bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran HAM,

Selain itu juga untuk mendorong kegiatan bersama untuk menjamin perlindungan yang lebih baik bagi perempuan penyintas kekerasan.

Baca Juga: Viral Kekerasan pada Perempuan di Bawah Umur di Malang, Begini Tanggapan Kemensos

Kampanye 16 Hari ini mengajak semua orang untuk turut terlibat aktif sesuai dengan kapasitasnya.

Masyarakat bersama-sama mendukung upaya penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

Kawan Puan dapat mengikuti kampanye ini dengan menyuarakan pendapat dan dukungan anti kekerasan terhadap perempuan di media sosial. (*)