Cenderung Sembunyikan Perasaannya, Ini Risiko Menikah dengan Seorang People Pleaser

Dinia Adrianjara - Minggu, 21 November 2021
Ilustrasi kisruh rumah tangga
Ilustrasi kisruh rumah tangga freepik

Parapuan.co - Kawan Puan, apakah kamu pernah mendengar istilah people pleaser? Atau mungkin kamu adalah seorang people pleaser?

Istilah ini adalah untuk menggambarkan kondisi di mana seseorang selalu bersedia dan sulit menolak permintaan atau kepentingan orang lain.

Artinya, seroang people pleaser lebih banyak meletakkan kepentingan orang lain, dibanding kepentingannya sendiri.

Beberapa psikolog menilai perilaku people pleaser ini disebabkan karena adanya kebutuhan ingin diakui orang lain, atau bisa juga karena tidak enak dan takut mengecewakan orang lain.

Psikolog bernama Susan Newman mengatakan seorang people pleaser ingin semua orang di sekitarnya merasa bahagia, dan melakukan apa pun agar diterima oleh orang lain.

Baca Juga: Sulit Berkata Tidak, Ini 4 Ciri People Pleaser di Lingkungan Keluarga

People pleaser ini bisa ditemukan di berbagai lingkungan loh, Kawan Puan. Namun psikolog dari Evolution of the Self, Leon F Seltzer, menyebut sikap ini bisa berasal dari keluarga.

Pada anak misalnya, kerap merasa dicintai hanya jika bisa menyesuaikan diri dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan orang tua.

Kondisi ini pun bisa terbawa di lingkungannya bergaul, di lingkungan pekerjaan, maupun di dalam pernikahannya nanti.

Dari fenomena ini, PARAPUAN pun mengadakan survei perilaku people pleaser yang melibatkan 385 responden perempuan.

Dari pare responden tersebut yang sudah menikah dan punya anak, mengaku cenderung menjadi seorang people pleaser di lingkungan keluarga dan percintaan.

Hal ini kemungkinan karena bagi mereka yang sudah menikah dan memiliki anak, keluarga adalah prioritas dibanding lingkungan lain seperti pertemanan dan pekerjaan.

Faktor Penyebab Seorang Menjadi People Pleaser

Ada lima penyebab utama seseorang menjadi people pleaser, menurut survei yang dilakukan PARAPUAN, di antaranya:

1. Menghindari konflik
2. Takut menyakiti perasaan orang lain
3. Sudah menjadi kebiasaan
4. Merasa tidak enak atau sulit menolak
5. Ingin berguna bagi orang lain

Baca Juga: Mengenal Tipe-Tipe Perfeksionis, Salah Satunya The People Pleaser

Dalam lingkungan keluarga dan pernikahan, kebanyakan responden mengaku menjadi people pleaser dengan alasan untuk menghindari konflik, sudah menjadi kebiasaan dan takut kehilangan atau ditinggalkan.

Dalam pernikahan, memiliki pasangan people pleaser pun memiliki dampak negatif lho, Kawan Puan.

Lantaran sifatnya yang cenderung ingin menyenangkan orang lain dibanding diri sendiri, pasangan people pleaser cenderung menyimpan perasaannya sendiri.

Mereka juga cenderung sulit mengutarakan pendapat dan perasaan pribadi, karena takut menyinggung dan takut ditinggalkan pasangannya.

Padahal keputusan atau pendapat tersebut belum tentu murni apa yang diinginkannya.

Baca Juga: 3 Tanda Kamu Termasuk People Pleaser, Begini Cara Menghadapinya

Jika Kawan Puan menikahi seorang people pleaser, pasti ada beberapa sikap yang kamu akan sadari dari mereka. Beberapa di antaranya:

1. Setuju untuk pergi ke suatu tempat yang sebenarnya tidak mereka inginkan, tanpa keberatan

2. Memberitahu apa yang mereka pikir ingin kamu dengar, hanya untuk membuatmu bahagia

3. Melakukan apa yang mereka pikir adalah yang kamu inginkan, untuk menghindari konflik atau mengecewakan

4. Mengatakan 'semua baik-baik saja', ketika mungkin perilaku atau sikap mereka dengan jelas menunjukkan hal sebaliknya.

Jadi, apa sih salah satu dampak negatif menikah dengan seorang people pleaser?

Karena seorang people pleaser sebenarnya suka membohongi dirinya sendiri, mereka justru lebih cenderung untuk melakukan pengkhianatan.

Dilansir dari Your Tango, dalam beberapa kasus seorang people pleaser bahkan menikah dan menjadi orang tua, sebelum mereka siap untuk mengambil peran ini.

Keputusan itu diambil karena mungkin itulah yang 'diharapkan' atau apa yang mereka pikir 'seharusnya' dilakukan.

Karena hal ini, seorang people pleaser cenderung menjalani kehidupan yang sebenarnya tidak benar-benar mereka pilih. Sangat sering, people pleaser berakhir dengan perselingkuhan.

Alih-alih mengungkapkan perasaan tidak puas kepada pasangannya (karena takut konflik), atau memahami perannya dalam rumah tangga, people pleaser cenderung mencari orang lain yang dianggap lebih peduli.

Baca Juga: Sering Menyenangkan Orang Lain? Ini 4 Dampak Buruk Menjadi Seorang People Pleaser

Lalu, apa solusinya? Sebaiknya sebelum menikah, kamu dan pasangan harus mengenal lebih dalam satu sama lain.

Meskipun hal ini tak menjamin, namun dengan komunikasi terbuka dan memberi ruang nyaman dengan pasangan, maka kebiasaan people pleaser ini pun akan berkurang dengan sendirinya.

Kuncinya adalah komunikasi ya, Kawan Puan.

Sumber: Your Tango,RISET PARAPUAN
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara