Bisa Sebabkan Overworking, Ternyata Ini 7 Risiko jika Terlalu Lama WFH

Arintha Widya - Minggu, 21 November 2021
Overworking ialah salah satu dampak terlalu lama WFH.
Overworking ialah salah satu dampak terlalu lama WFH. bunditinay

Parapuan.co - Mulai dilakukan semenjak pandemi, WFH alias work from home tak dimungkiri memberikan sejumlah keuntungan. 

Di antaranya adalah menghemat pengeluaran akomodasi untuk perjalanan ke kantor dan biaya makan siang di luar rumah.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, WFH juga memiliki beberapa kekurangan dan risiko apabila dilakukan terus-terusan.

Mengutip Indeed, berikut ini sejumlah risiko yang mungkin dialami seseorang jika terlalu lama menjalani WFH!

1. Kemungkinan terisolasi

WFH tentu membuat Kawan Puan menghabiskan sebagian besar waktu kamu berada di rumah dan bekerja secara mandiri.

Baca Juga: 7 Tips WFH bagi Ibu Berkarier agar Nyaman Bekerja Walau Ada Anak

 

Rupanya, hal ini bisa meningkatkan rasa terisolasi dan kesepian, mengingat kamu jarang berinteraksi dengan rekan kerja atau orang lain.

Untuk mengatasinya, Kawan Puan bisa menjadwalkan pertemuan dengan rekan atau keluarga.

Setidaknya, perlu ada agenda rutin pertemuan secara langsung supaya kamu terhindar dari stres atau tertekan karena merasa terisolasi.

2. Menanggung biaya kerja sendiri

Bekerja dari rumah membuatmu mau tak mau menggunakan perlengkapan yang biasa tersedia di kantor dengan milikmu sendiri.

Meja, kursi, komputer, kamera, dan sebagainya, termasuk biaya internet pun menjadi dibebankan padamu selama menjalani WFH.

Hal ini membuat Kawan Puan perlu memikirkan bagaimana mengalokasikan dana untuk kebutuhan operasional saat WFH.

Nah, dana dari akomodasi atau transportasi ke kantor bisa kamu alihkan untuk yang satu ini, ya, Kawan Puan.

3. Berisiko overworking

Risiko ketiga dari WFH adalah kemungkinan Kawan Puan mengalami overworking atau bekerja secara berlebihan.

Pasalnya, di rumah waktu kerja cenderung lebih fleksibel sehingga sebagian orang akan merasa tak harus bekerja sesuai jam yang ditentukan.

Pada akhirnya, ini bisa membuat kamu bekerja melebihi waktu kerja yang semestinya.

Cara mengatasinya, setel alarm dan atur waktu kerja sesuai dengan jam masuk kantor.

4. Kemungkinan sulit produktif

Bekerja dari rumah diklaim membuat seseorang dapat meningkatkan produktivitasnya.

Baca Juga: Karyawan Memilih Resign Bila Harus WFO, Apa Alasannya? Ini Kata Survei

 

Sebagian iya, tetapi sebagian lainnya belum tentu bisa mendapatkan produktivitas yang sama dengan bekerja dari rumah.

Justru karena kebebasan dan fleksibilitas WFH, sebagian orang bisa saja sulit fokus pada pekerjaan lantaran teralihkan hal lain atau pekerjaan rumah.

5. Distraksi di rumah

Risiko lainnya akibat terlalu lama WFH terjadi karena terlalu banyak distraksi di rumah.

Misalnya disebabkan oleh pekerjaan rumah tangga, acara televisi, anak, hewan peliharaan, dan masih banyak lagi.

Gangguan semacam itu bisa saja memengaruhi produktivitas atau kinerjamu dalam menyelesaikan tugas.

Maka dari itu, penting bagi pekerja yang WFH untuk menghindar dari distraksi apapun dan membatasi gangguan di rumah sebisa mungkin.

6. Work life balance tidak proporsional

WFH memang memberikan kesempatan bagimu untuk mendapatkan work life balance antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Meski demikian, ini bisa juga menjadi tantangan yang dapat memisahkan antara karier dengan kehidupan pribadimu.

Maka itulah, menetapkan batasan antara jam kerja dengan waktu pribadi penting selama menjalani WFH.

Komunikasikan batasan-batasan itu dengan orang rumah, sehingga mereka bisa membantu menghindarkanmu dari distraksi.

 

Baca Juga: Perempuan Karier Sibuk WFH, Simak Pentingnya Manajemen Waktu

7. Kurangnya waktu tatap muka

Bekerja jarak jauh membuat kamu memiliki sedikit sekali kesempatan bertatap muka dengan rekan kerja maupun klien.

Dikhawatirkan, apabila terlalu lama WFH, hubungan Kawan Puan dengan rekan kerja terputus karena tidak adanya interaksi langsung.

Oleh karenanya, mengintegrasikan interaksi tatap muka walau secara daring sangat penting dilakukan.

Kalau begitu risikonya cukup besar juga ya, Kawan Puan? Apakah kamu sudah mulai mengantisipasi risiko tersebut? (*)

Sumber: Indeed.com
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda