Berdampak pada Anak, Ini Beda Pola Asuh Otoriter dan Otoritatif!

Saras Bening Sumunarsih - Minggu, 21 November 2021
Perbedaan pola pengasuhan otoriter dan otoritatif
Perbedaan pola pengasuhan otoriter dan otoritatif Nattakorn Maneerat

Parapuan.co Pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua sangat memengaruhi bagaimana karakteristik anak di masa depan.

Bahkan alih-alih mendisiplinkan anak, beberapa pola asuh justru membuat anak terlalu mengandalkan orang tuanya.

Seperti yang Kawan Puan ketahui ada dua pola pengasuhan yang kerap orang tua gunakan untuk mendidik anaknya.

Yaitu pola pengasuhan otoritatif dan pola pengasuhan ototiter.

Sebagaimana survei yang dilakukan PARAPUAN dengan melibatkan 328 responden 76,8% di antaranya menerapkan pola asuh otoritatif.

Baca Juga: 4 Tipe Pola Asuh Orang Tua dan Dampaknya bagi Anak

Responden yang menerima pola pengasuhan otoritatif memiliki hubungan yang sangat dekat dengan orang tuanya.

Tetapi tidak dengan mereka yang menerima pola pengasuhan otoriter.

Sebesar 47%  merasa jika pola pengasuhan otoritatif membuat mereka dekat dengan orang tua dan 67% menunjukkan jika pola asuh otoriter tidak membuat mereka memiliki kedekatan dengan orang tua.

Melansir dari Psychology Today, berikut penjelasan mengenganai pola pengasuhan otoriter dan pola pengasuhan otoritatif

Pola pengasuhan otoriter

Orang tua otoriter percaya bahwa anak-anak pada dasarnya harus dididik dengan keras untuk membuatnya patuh.

Orang tua menilai jika kepatuhan anak-anak adalah hal yang utama.

Inilah yang menyebabkan anak memiliki rasa takut yang lebih besar daripada menghargai dan menghormati orang tuanya

Orang tua yang otoriter melihat bahwa keputusan yang mereka ambil adalah keputusan yang paling tepat untuk anak.

Alih-alih membuat keputusan yang tepat, ini justru akan membuat anak terus-menerus mengandalkan orang tuanya.

Bahkan ini membuat anak merasa jika keputusan yang mereka ambil akan menjadi keputusan yang salah di mata orang tuanya.

Bagaimanapun, orang tua yang otoriter menggunakan kontrol melalui kekuasaan dan paksaan.

Baca Juga: Coba Beri Pilihan, Ini 5 Cara Atasi Anak yang Tidak Mau Diajak Pulang

Mereka merasa memiliki kekuatan karena memaksakan kehendak mereka atas anak-anak.

Tak jarang jika hal ini akan membuat anak merasa tertekan.

 

Pola pengasuhan otoritatif

Orang tua yang otoritatif juga memberikan peraturan ketat, konsisten, dan penuh kasih sayang.

Tetapi nilai dan keyakinan mereka tentang mengasuh anak dan anak sangat berbeda dari orang tua yang otoriter.

Orang tua yang otoritatif berorientasi pada masalah dan pragmatis, daripada rasa mengendalikan yang kuat.

Orang tua dengan pola pengasuhan otoritatif cenderung menyesuaikan harapannya dengan kebutuhan anak.

Mereka mendengarkan argumen anak-anak, serta membebaskan akan untuk mengeluarkan pendapatnya.

Baca Juga: Hari Anak Sedunia, Ini 5 Panduan Penting Persiapkan Masa Depan Anak

Meskipun tidak sepenuhnya pendapat anak adalah kebenaran namun, ini akan melatih mereka memiliki keberanian untuk berpendapat.

Yang terpenting, orang tua dengan pola pengasuhan otoritatif berusaha menyeimbangkan tanggung jawab dan kebebasan anak.

Ini dilakukan dengan menghormati hak anak dan memastikan jika kebutuhan mereka sendiri terpenuhi.

Orang tua dengan pola pengasuhan otoritatif memiliki suduh pandang yang berbeda dalam mengasuh anak.

Mereka lebih berfokus bagaiamana cara mengajarkan anak dan membimbing mereka.

Tujuannya, anak dapat menghargai orang tua atas yang telah mereka berikan.

Menariknya lagi, orang tua yang otoritatif justru cenderung lebih ketat dan lebih tegas daripada orang tua yang otoriter.

Baca Juga: Hari Anak Sedunia, Ini Pentingnya Lindungi Anak dari Eksploitasi Seksual Online

Mereka menetapkan lebih sedikit aturan, tetapi lebih baik dalam menegakkannya.

Nah Kawan Puan, itu tadi perbedaan antara pola pengasuhan otoriter dan otoritatif.

Jadi pola pengasuhan mana yang telah kamu dapatkan, atau mana yang telah kamu terapkan kepada anak? (*)

Sumber: Psychology Today
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara