Ada Fenomena Global Tenaga Kerja Enggan WFO, Sri Mulyani Mulai Waspada

Alessandra Langit - Jumat, 19 November 2021
Menteri Keuangan Sri Mulyani waspada fenomena tenaga kerja enggan WFO
Menteri Keuangan Sri Mulyani waspada fenomena tenaga kerja enggan WFO kompas

Parapuan.co - Kawan Puan, baru-baru ini di negara-negara maju, ada fenomena tenaga kerja yang tidak mau untuk bekerja di kantor.

Hal tersebut membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani mulai waspada dengan kemungkinan fenomena tersebut tumbuh di Indonesia.

Akibat fenomena ini, ada kenaikan inflasi yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya.

Pertumbuhan tenaga kerja yang melambat membuat permintaan barang yang tinggi tidak selaras dengan ketersediaan barang.

Ini menjadi tantangan besar bagi sektor perekonomian dan tenaga kerja Indonesia pada tahun 2022 mendatang.

Inflasi tentu saja menjadi keadaan ekonomi yang dihindari oleh Sri Mulyani dan pihaknya.

Baca Juga: Peduli Pelaku UMKM, Menkeu Sri Mulyani Umumkan Aturan Bebas Pajak Terbaru

"Indonesia harus benar-benar memperhatikan tantangan ini karena ini most likely akan terus berlanjut sampai 2022," kata Sri Mulyani dalam Kompas100 CEO Forum, Kamis (18/11/2021), dikutip dari Kompas.com.

"Jadi kita tidak boleh nanti memunculkan inflasi yang fully berasal dari suplai," sambungnya.

Di era pandemi Covid-19 ini, jejeran menteri keuangan di dunia melihat adanya pemulihan tenaga kerja yang lambat.

Tenaga kerja saat ini terbagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan suasana hati mereka tempat kerja selama pandemi.

Pertama, ada kelompok yang merasa bosan bekerja di rumah atau work from home (WFH) setiap harinya.

Kedua, ada kelompok yang sudah merasa nyaman dengan pola kerja WFH dan tidak mau kembali bekerja di kantor atau work from office (WFO).

Sri Mulyani melihat kelompok kedua memiliki kecenderungan dirasakan oleh anak-anak muda. Ini menjadi tantangan menarik bagi Sri Mulyani.

"Banyak anak muda yang sekarang mendingan kerja dari garasi rumah orang tua saya without going," papar Sri Mulyani.

"Ini fenomena labor yang sangat menarik di negara maju. Kita juga harus liat bagaimana fenomena di antara kita," tambahnya.

Baca Juga: Apa Fungsi Bayar Pajak ke Pemerintah? Ini Jawaban Sri Mulyani

Hal yang mendorong fenomena ini adalah generasi milenial yang kini merasa sangat terbantu dengan teknologi.

Teknologi kini mampu menyelesaikan banyak masalah dari jarak jauh, tak perlu keluar rumah.

Kawan Puan pasti juga merasakannya selama era pandemi ini, bantuan teknologi berhasil menurunkan mobilitas kita dan menuntaskan banyak pekerjaan.

Ternyata kebiasaan tersebut menyebabkan banyak kemungkinan buruk bagi perekonomian.

"Ini yang menyebabkan supply side shock, labor komoditas, dan supply disruption, harga naik," jelas Sri Mulyani.

"Inflasi menjadi salah satu masalah yang sangat pelik karena growth belum terlalu kuat, tapi inflasi sudah pick up terlalu tinggi sehingga menimbulkan dilema dari sisi policy di negara maju," tutupnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Bekerja Harus Ada Sense of Mission, Apa Itu?

Walaupun baru terjadi di negara maju, Sri Mulyani tetap mengambil langkah cepat untuk mencegah terjadinya fenomena ini di Indonesia.

Pihak Sri Mulyani akan waspada dan memantau terus pertumbuhan tenaga kerja Indonesia di era pandemi Covid-19 ini. (*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria