Efek Fast Food pada Kondisi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Putri Mayla - Rabu, 17 November 2021
Fast food memiliki kaitan pada kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, seperti siklus haid dan PCOS.
Fast food memiliki kaitan pada kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, seperti siklus haid dan PCOS. Freepik

Parapuan.co - Kawan Puan, dalam menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, penting untuk memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi.

Oleh karena itu, mengonsumi makanan sehat dan menjalani pola hidup sehat menjadi hal wajib bagi perempuan.

Sebaliknya, mengonsumsi makanan yang kurang sehat dapat berpengaruh pada kesehatan perempuan.

Seperti halnya mengonsumsi fast food yang merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki banyak penikmat ini.

Fast food sendiri dapat memberikan efek negatif pada kesehatan tubuh.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Cara Membersihkan Menstrual Cup

Lantas, bagaimana kaitan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan dengan fast food?

Menurut informasi dari GridHealth, fast food berkaitan dengan masalah menstruasi.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Gorga I.V.W Udjung, Sp. OG dari RSIA Bunda Jakarta, menyebutkan secara tidak langsung fast food dapat berdampak buruk bagi siklus menstruasi wanita.

"Normalnya ‘kan haid itu dimulai pada wanita usia 12-50 tahun ya biasanya dan lamanya 2-7 hari, dengan siklus normalnya yang teratur 21-35 hari, dengan rata-rata wanita itu siklusnya 28 hari," kata dokter Gorga yang dikutip via GridHEALTH dalam liputan khusus, Rabu (10/11/2021).

Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bagi perempuan dalam menjaga kesehatan organ kewanitaan.

 

Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan berkaitan dengan siklus haid.

Siklus haid yang normal bisa mengalami keterlambatan atau bahkan lebih cepat dari biasanya.

Kondisi tersebut dikenal dengan masalah menstruasi yang merupakan gangguan pada pola pendarahan haid seorang perempuan.

Masalah menstruasi yang menyebabkan siklus haid berantakan merupakan salah satu faktor pemicunya adalah berat badan yang berlebih atau obesitas.

"(Masalah menstruasi) bisa terjadi karena adanya obesitas atau penambahan berat yang terlalu ekstrem," kata dokter Gorga.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Bahaya Pemakaian Tisu untuk Mengeringkan Miss V

Terlalu banyak mengonsumsi fast food, dapat memperbesar risiko seseorang memiliki berat badan yang berlebih.

dokter Gorga menambahkan, hal tersebut dapat mempengaruhi hormon dan sel telur dalam tubuh perempuan, yang mengarah pada masalah menstruasi.

Lebih lanjut lagi, berat badan berlebih dapat memicu hormonal imbalance (ketidakseimbangan hormon).

"Junk food atau fast food itu ‘kan berarti tinggi karbohidrat dan tinggi garam, ya biasanya. Ya itu tidak sehat untuk kesehatan, karena memicu terjadinya obesitas. Berat badan yang berlebihan bisa memicu hormonal imbalance (ketidakseimbangan hormon) ataupun munculnya PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome) jadi sel telurnya kecil-kecil,” ujarnya.

PCOS berkaitan dengan pentingnya menjaga kesehatan organ intim kewanitaan.

Hormonal imbalance dalam tubuh dapat membuat sel telur membesar lama.

Akibatnya, siklus menjadi panjang, bahkan bisa menyebabkan perempuan tidak haid.

"Jadi dengan (terjadinya) hormonal imbalance dalam tubuh, sel telur membesarnya lama, sehingga siklusnya jadi panjang bahkan kadang-kadang dia tidak haid, karena tidak ada sel telur yang bisa dibuahi," tambah dokter Gorga.

Selanjutnya ia menegaskan, mengonsumsi fast food berdampak buruk bagi siklus menstruasi perempuan.

Pola hidup yang tidak baik seperti mengonsumsi fast food, tidak hanya berdampak buruk bagi siklus menstruasi dan wanita yang sedang menjalani program hamil.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Ini Diet Mediterania untuk Meningkatkan Kesuburan

Namun, fast food dapat juga berdampak pada kondisi kesehatan secara umum.

Oleh karena itu, sebaiknya Kawan Puan tetap mengonsumsi makanan sehat.

Selain itu, menjalani pola hidup sehat seperti rutin berolahraga juga penting untuk kesehatan tubuh.

Kawan Puan bisa membuat jadwal dan kebiasaan baru untuk menjalankan pola hidup sehat.

Pasalnya, hal ini penting untuk menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan. (*)

Sumber: Gridhealth
Penulis:
Editor: Arintya

Usia Sampai Gaya Hidup Jadi Faktor Risiko Pneumonia pada Orang Dewasa