Dalam Persiapan Sekolah Tatap Muka, Hindari 10 Kesalahan Mendidik Anak Ini

Ratu Monita - Selasa, 9 November 2021
Hindari kesalahan mendidik anak dalam persiapan sekolah tatap muka.
Hindari kesalahan mendidik anak dalam persiapan sekolah tatap muka. SolStock

2. Menegur secara berlebihan

Selayaknya manusia, anak juga kerap melakukan kesalahan dan itu adalah hal yang wajar.

Namun, sebagian orang tua kerap menegur atau memarahi anak secara berlebihan. Bahkan, tanpa mempertimbangkan, bagaimana dampak omelan itu memengaruhi psikologi anak.

Karena, menegur anak secara berlebihan dapat membuatnya merasa malu dan pesimis dalam melakukan berbagai hal karena takut salah.

3. Tidak menunjukkan kasih sayang dan dukungan

Salah satu kesalahan mendidik anak dalam persiapan sekolah tatap muka yang perlu dihindari oleh orang tua adalah tidak menunjukkan kasih sayang pada anak.

Misalnya dengan tidak memberi pelukan, hal tersebut akan membuat anak merasa tidak memiliki ikatan emosional kuat dengan orangtuanya.

4. Membandingkan anak

Sama seperti orang dewasa, anak juga tidak suka jika dirinya dibandingkan. 

Baca Juga: Tanda Anak Alami Disleksia dari Sebelum Sekolah hingga Dewasa, Apa Saja?

 

Sayangnya, sering kali orang tua terus membandingkan Si Kecil dengan anak-anak lain, dan memintanya menjadi seperti mereka.

Tak jarang hal ini dilakukan dengan dalih agar anak dapat termotivasi. Padahal, cara ini dapat membuat anak merasa tidak berguna dan menanamkan amarah dalam dirinya.

5. Tidak menghormati perasaan anak

Sebagai orang tua, terkadang lupa untuk meluangkan waktu untuk bermain atau berbicara dengan anak guna memahami perasaannya.

Dengan mengabaikan anak dan sibuk dengan pekerjaan, membuat anak merasa sendirian dan tidak diperhatikan, hingga mencari perhatian selain dari orang tua.

6. Terlalu protektif

Dalam persiapan pembelajaran tatap muka, orang tua terkadang terlalu melindungi anak dari berbagai hal.

Padahal, terlalu protektif pada anak membuat anak mengalami banyak ketakutan.

Lebih dari itu, cara ini juga membuat anak menjadi takut mengambil risiko apa pun, menjalin pertemanan baru, atau bahkan mencoba kegiatan baru.

Sumber: parenting.firstcry.com
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda