Zayn Malik dan Gigi Hadid Putus karena Konflik Mertua, Ini Dampak Buruk Helicopter Parenting

Ericha Fernanda - Jumat, 5 November 2021
Zayn Malik, Yolanda Hadid, dan Gigi Hadid.
Zayn Malik, Yolanda Hadid, dan Gigi Hadid. Eonline.com

 

Parapuan.co - Pasangan selebriti Gigi Hadid dan Zayn Malik dikabarkan putus karena ibu mertuanya, Yolanda Hadid, mengunggah foto cucunya Khai ke Instagram.

Keduanya memutuskan untuk tidak mempublikasikan foto wajah Khai ke publik, setelah memiliki anak bersama pada September 2020.

Melalui akun Twitternya, Zayn mengungkapkan bahwa dirinya ingin memberikan privasi untuk sang anak.

Seperti orang tua lainnya, Gigi dan Zayn ingin melindungi anaknya dari hal-hal yang membahayakan, terlebih mereka adalah selebritas ternama.

Baca Juga: Dituduh Menyerang Ibu Gigi Hadid, Zayn Malik Tulis Surat Pernyataan

Mengutip Page Six, Yolanda Hadid diketahui sangat terlibat dalam kehidupan sang anak, baik karier maupun kehidupan pribadi Gigi Hadid.

Yolanda dikenal sebagai ibu yang tidak kenal lelah dalam mempromosikan karier Gigi Hadid sebagai supermodel kenamaan sejak belia.

Oleh karena itu, Yolanda dikenal sebagai orang tua yang menerapkan helicopter parenting yang dikenal protektif dan keterlibatan yang sering kali di luar batas.

Apa itu Helicopter Parenting?

Melansir Parents, istilah helicopter parenting pertama kali digunakan dalam buku Parents & Teenagers karya Dr. Haim Ginott tahun 1969.

Orang tua helikopter diibaratkan melayang-layang di atas kehidupan anak bagaikan helikopter demi memberikan proteksi dan kebahagiaan.

Helicopter parenting mengacu pada pola asuh orang tua yang terlalu fokus pada anak-anak mereka guna mencapai masa depan yang diharapkan.

Baca Juga: Zayn Malik Didakwa 4 Tuduhan Kekerasan Terhadap Gigi dan Yolanda Hadid

"Mereka biasanya mengambil terlalu banyak tanggung jawab atas pengalaman anaknya beserta keberhasilan atau kegagalan mereka," kata Carolyn Daitch, Ph.D., direktur Pusat Perawatan Gangguan Kecemasan di Detroit, AS.

'Orang tua helikopter' terlibat dalam kehidupan anak dengan cara yang terlalu mengontrol, melindungi, dan menyempurnakan.

Sering kali, mereka melebihi tanggung jawabnya sebagai orang tua atau bahkan di luar batas dalam urusan pengasuhan.

Menerapkan pola asuh helikopter bisa sejak usia berapa pun, akibatnya anak menjadi tidak punya waktu sendiri dan kurangnya kemandirian.

Penyebab Menjadi Orang Tua Helikopter

Menerapkan helicopter parenting bisa disebabkan oleh beberapa alasan, salah satunya adalah takut akan konsekuensi yang mengerikan.

Orang tua menjadi mengontrol sedemikian rupa untuk menghindarkan sang anak dari kegagalan yang tidak diinginkan, ketidakbahagiaan, dan perjuangan.

Sering kali mereka lupa bahwa pengalaman bisa dijadikan evaluasi dan pembelajaran bagi anak untuk menjadi lebih baik dengan caranya sendiri di masa depan.

Mereka dipenuhi rasa khawatir dan cemas jikalau sang anak terluka, maka dari itu diarahkan untuk menghindari potensi negatif itu.

"Kekhawatiran dapat mendorong orang tua untuk mengambil kendali dengan keyakinan bahwa mereka dapat menjaga anak mereka agar tidak terluka atau kecewa," jelas Carolyn.

Siapa pun orang tua pasti menginginkan kehidupan layak dan bahagia bagi anaknya, tapi mengontrol hingga ke luar batas akan merugikan anak itu sendiri.

Baca Juga: Akhiri Hubungan, Gigi Hadid dan Zayn Malik Tetap Urus Anak Bersama

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara