Nikita Willy Jalani Inseminasi Buatan, Ini Dia Program Hamil yang Dijalani Istri Indra Priawan

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 30 Oktober 2021
Nikita Willy dan Indra Priawan jalani program inseminasi buatan, apa itu?
Nikita Willy dan Indra Priawan jalani program inseminasi buatan, apa itu? Instgaram/nikitawillyofficial94

Parapuan.co - Kebahagiaan kini nampak tengah dirasakan oleh Nikita Willy dan Indra Priawan.

Pasalnya, pasangan yang menikah pada 16 Oktober 2020 ini tengah menanti hadirnya momongan.

Seperti diketahui, Nikita Willy belum lama ini mengumumkan kehamilan pertamanya.

Menikmati masa-masa jadi ibu hamil, artis sinetron ini pun menceritakan perjuangannya untuk memiliki momongan.

Lewat unggahan di YouTube Nikita Willy Official pada 27 Oktober 2021 lalu, terungkap bahwa istri Indra Priawan sempat menjalani inseminasi buatan.

Proses itu ia lakukan setelah melewati enam bulan pernikahan bersama Indra.

Baca Juga: Sesuai Harapan, Nikita Willy Ungkap Jenis Kelamin Calon Anak Pertamanya

Niki mengaku menjalani inseminasi buatan atau instrauterine insemination (IUI) karena sering ditanyai oleh netizen.

Banyak netizen menanyakan kapan Niki memiliki momongan dan mengapa ia tidak melakukan program kehamilan.

"Kok enggak program baby? Memang enggak ingin punya baby dan lain-lain. Jawabannya kita adalah kita sama sekali enggak menunda dari awal pernikahan," ujar Nikita Willy dikutip dari YouTube Nikita Willy Official, Rabu (27/10/2021).

Akhirnya, ia pun bersama suami memutuskan untuk menjalani program tersebut.

"Jadi setelah enam bulan pernikahan kita putuskan untuk melakukan inseminasi atau IUI," paparnya.

Lalu, apa itu program hamil inseminasi buatan seperti yang dijalani Nikita Willy dan sang suami?

Inseminasi buatan atau Intrauterine Insemination (IUI) merupakan program kehamilan dengan metode mendekatkan sperma (yang sudah melalui proses washing sperm) dengan sel telur secara natural di dalam rahim.

Tujuannya yakni meningkatkan jumlah sperma yang berhasil sampai di tuba falopi.

Dengan begitu, metode ini diharapkan mampu meningkatkan kesempatan sel telur untuk dibuahi sperma.

 

 

Baca Juga: Kontrol Gula Darah dengan Mudah, Konsumsi Air Bawang Bombay Ini Cocok untuk Penderita Diabetes

Mengutip dari Nakita.id, menurut keterangan dr. Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), FICS dari Morula IVF Surabaya, inseminasi atau Intrauterine Insemination (IUI) merupakan prosedur medis berupa pemasukan sel sperma pria dengan kualitas terbaik ke dalam rahim perempuan untuk memudahkan proses pembuahan sperma pada sel telur perempuan.

Inseminasi ini pun diawali dengan proses pengeluaran sperma pada sebuah wadah.

“Suami akan masturbasi dan mengeluarkan sperma yang kemudian ditaruh di sebuah tempat penampungan. Sperma yang ideal adalah yang tidak dikeluarkan selama 3-7 hari. Lalu, sperma akan diambil menggunakan pipet dan dimasukkan ke tabung reaksi. Langkah berikutnya, tabung reaksi kemudian seperti dicuci dalam kecepatan tinggi,” jelas dr. Benny dalam Instagram Live Nakita.id, Jumat (9/4/2021).

Dengan melalui proses tersebut, nantinya akan terlihat sperma mana yang terbaik untuk dilanjutkan dalam inseminasi.

“Tujuannya agar sperma yang tidak bisa berenang, kotor, dan mati akan menumpuk di bagian bawah tabung reaksi. Dan, yang bisa berenang akan naik ke atas tabung reaksi. Nah, inseminasi ini tidak bisa memilih sperma yang bagus. Proses ini hanya akan mengambil bagian sperma yang bisa berenang tersebut,” ungkap dr. Benny.

Setelah ditemukan yang terbaik, proses selanjutnya adalah memasukkan sperma ke dalam rahim.   

Proses inilah yang membuat angka keberhasilan inseminasi lebih tinggi daripada hamil alami.

“Setelah itu, sperma yang diambil akan dimasukkan ke dalam rahim dan lebih dekat dengan sel telur. Oleh karena itu, angka keberhasilan inseminasi akan lebih tinggi daripada proses alami,” terangnya.

Dalam proses inseminasi, sperma juga menjadi salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilannya.

Baca Juga: Jangan Asal Minum, Deretan Obat Ini Berbahaya Jika Dikonsumsi Ibu Menyusui

Maka dari itu, perlu dilihat terlebih dahulu, apakah sperma telah memenuhi syarat atau belum.

Sehingga sebelum melakukan inseminasi, akan terlebih dahulu dilakukan analisa sperma.

“Untuk mengetahui sperma suami memenuhi syarat atau tidak, cara yang bisa dilakukan adalah analisa sperma (sperm analysis). Apabila melakukan analisa sperma, hasil yang keluar ada tiga hal, yaitu jumlah sperma (normalnya minimal 15 juta/cc), pergerakan sperma, dan bentuk sperma (minimal 4% yang normal),” ucap dr. Benny.

Akan tetapi, analisa sperma ini juga tentunya harus dilakukan dalam pantauan dokter.

“Analisa sperma tidak bisa hanya dilihat saat ejakulasi. Sperma yang kental, putih mengkilat, dan jumlah yang banyak belum tentu memenuhi syarat. Nah, untuk inseminasi, umumnya membutuhkan 4 juta sperma. Angka tersebut biasanya akan mendekati keberhasilan ketimbang proses hamil alami,” tambahnya.

Inseminasi disebut memiliki keberhasilan yang lebih tinggi dari hamil alami.

Namun, keberhasilannya ternyata masih kalah dari program bayi tabung, lo Kawan Puan.

Dibandingkan dengan hamil alami atau inseminasi, bayi tabung memiliki angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi.

Namun, biaya yang dibutuhkan untuk bayi tabung juga jauh lebih besar daripada inseminasi.

“Keberhasilan bayi tabung memang diakui lebih tinggi ketimbang inseminasi. Selain itu, biaya bayi tabung dan inseminasi juga berbeda. Dengan keberhasilan yang berkali-kali lipat lebih tinggi, tentu biaya bayi tabung lebih mahal daripada inseminasi,” ujar dr. Benny.

dr. Amran Mulyana, Sp.OG sebagai Klinisi Klinik Fertilitas Indonesia Mitra Medika Abadi pun memberikan tips untuk keberhasilan program kehamilan tersebut.

Baca Juga: 4 Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan yang Buat Sulit Hamil

“Salah satu tips keberhasilan program kehamilan adalah menjaga pola hidup sehat, untuk suami hindari merokok, minuman beralkohol. Dan untuk keduanya baik istri maupun suami harus cukup istirahat dan makan makanan gizi seimbang” terang dr. Amran Mulyana, Sp.OG., Selasa (3/8/2021).

dr. Amran juga mengatakan bahwa keberhasilan inseminasi IUI ini sekitar 15-20 persen bergantung dengan gaya hidup pasutri.

Sebab itu, bila ingin berhasil untuk perempuan sendiri lebih baik berusia sebelum 40 tahun.

"Syarat sebelum iui Istri haid harus teratur usia kurang dari 40 tahun. Tidak ada kelainan di uterus. Kedua kondisi tuba baik. Dari suami hasil analisa sperma baik jumlah sperma antara 10-40 juta. Tips agar program berhasil. intinya adalah ikutin prosesur operasional program iui yang sudah diberitahukan oleh dokternya," ujar Amran.

(*)