Punya Kemauan Keras, Bagaimana Cara Menghadapi Anak yang Keras Kepala?

Ericha Fernanda - Jumat, 29 Oktober 2021
Cara mengatasi anak yang keras kepala
Cara mengatasi anak yang keras kepala tylim

Parapuan.co - Menghadapi anak yang keras kepala adalah tantangan pengasuhan yang sering terjadi pada setiap orang tua.

Mereka teguh pendirian akan tekadnya, terkadang belum paham akan dampak negatif yang mungkin mereka dapatkan.

Perlu dipahami, tidak setiap anak yang menjalankan kehendak bebas itu keras kepala, jadi jangan impulsif untuk bersikap tegas kepada mereka.

Anak berkemauan keras bisa menjadi sangat cerdas dan kreatif jika diarahkan dengan baik, mereka tidak mudah percaya dan penasaran pada banyak hal.

Baca Juga: 5 Cara Mengajarkan Anak agar Terhindar dari Sifat Sombong

Melansir Mom Junction, berikut cara menghadapi anak yang keras kepala guna mengurangi potensi pertengkaran orang tua dan anak.

1. Komunikasi terbuka

Lakukan komunikasi terbuka, buatlah diskusi kecil dengan gantian berbicara dan fokus untuk mendengarkan antara kamu dan anak.

Anak keras kepala cenderung membantah, lakukan sesuatu dengan perjanjian di awal untuk tidak menyela sebelum salah satu orang selesai bicara.

2. Hindari paksaan

Ketika kamu memaksa anak melakukan sesuatu, mereka cenderung memberontak dan melakukan segala sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan atau disebut counterwill.

Misalnya, kamu memaksa anak yang bersikeras menonton TV melewati waktu tidurnya di malam hari, itu tidak akan menyelesaikan masalah.

Sebaliknya, duduklah bersama mereka dan tunjukkan minat pada apa yang mereka tonton.

Ketika kamu menunjukkan bahwa rasa peduli, anak-anak kemungkinan besar akan merespons.

Baca Juga: Berikan Empati, ini 5 Cara Menghadapi Anak yang Sangat Sensitif

3. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan di rumah

Ketahuilah, anak adalah peniru ulung. Jika mereka setiap hari melihat pertengkaran antara ayah dan ibunya, mereka akan meniru.

Perdebatan sering kali mengedepankan ego dan keras kepala, yang artinya mendengarkan dari sudut pandang lain sering dikesampingkan.

Mulailah dari dirimu, ciptakan ruang menyenangkan di rumah dengan bijak mengelola konflik suami istri agar anak tidak meniru bagian buruknya.

4. Lakukan negosiasi

Kamu ingin mengajarkan tanggung jawab domestik pada anak, misalnya menyapu halaman, lakukan negosiasi dengannya.

Tanyakan kapan mereka bersedia melakukannya, apakah di pagi atau sore hari. Berikan pilihan agar mereka tidak menganggapmu memaksa.

Begitu pun dengan waktu belajarnya, tanyakan apakah hari ini ada PR atau tidak. Jika iya, kapan mereka akan mengerjakannya.

Baca Juga: Tanpa Disadari, 5 Perilaku Orang Tua Ini Jauhkan Hubungan dengan Anak

5. Usahakan tenang

Saat anak membantah, sering kali ego ingin marah datang begitu saja. Kelola diri dan usahakan dirimu lebih tenang menghadapinya meski itu sulit.

Saat perasaan tenang, nasehat bijak lebih mungkin diberikan daripada membentak balik si anak.

Saat kamu tenang, memungkinkan anak lebih merendahkan suaranya juga dan menghormati perkataan orang tuanya.

(*)

Sumber: Mom Junction
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara