Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini 5 Cara Meningkatkan Self Esteem Anak

Putri Mayla - Kamis, 28 Oktober 2021
Dalam persiapan sekolah tatap muka, begini cara untuk meningkatkan harga diri anak secara positif.
Dalam persiapan sekolah tatap muka, begini cara untuk meningkatkan harga diri anak secara positif. AsiaVision

Parapuan.co - Persiapan sekolah tatap muka menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua, anak, guru, dan pihak terkait lainnya.

Terutama saat anak kembali ke sekolah di masa pandemi Covid-19, orang tua perlu membantu meningkatkan self esteem atau harga diri anak secara sehat.

Pasalnya, transformasi dari pembelajaran daring ke pembelajaran langsung membutuhkan kesiapan mental.

Terlebih lagi, memiliki harga diri positif merupakan faktor pelindung untuk kesehatan mental yang baik.

Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Begini Tips Ajarkan Anak Kerja Sama

Melansir Verywellfamily, berikut cara meningkatkan harga diri anak dengan cara yang positif setiap hari dalam persiapan sekolah tatap muka.

1. Menunjukkan cinta pada anak

Menunjukkan cinta pada anak dapat memberikannya rasa aman dan memiliki.

Hal ini penting untuk anak yang dapat memengaruhi pandangan mereka tentang diri sendiri.

Terlebih lagi menunjukkan cinta tanpa syarat merupakan dasar untuk hubungan yang kuat antara orang tua dan anak.

Memeluk anak, mengungkapkan kata sayang, membaca buku, dan menemani aktivitasnya merupakan beberapa bentuk cinta yang dapat ditunjukkan.

Di saat persiapan pembelajaran secara langsung, menunjukkan cinta dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka kembali ke sekolah.

2. Bermain Bersama dan Bersenang-senang

Selama masa persiapan sekolah tatap muka, bermain bersama anak menunjukkan bahwa kamu suka menghabiskan waktu bersama mereka.

Anak-anak tidak hanya mengembangkan kepercayaan pada kemampuan mereka untuk menjadi orang yang menarik dan menghibur.

Namun mereka juga dapat membentuk ikatan sosial yang kuat.

Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa kemungkinan anak menjadi bahagia meningkat dan risiko depresi serta kecemasan berkurang saat mereka terlibat dalam permainan yang sehat.

Maka itu, orang tua perlu memberikan banyak waktu untuk anak dan menemani mereka bermain bersama.

Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Begini Cara Mengatasi Stres pada Anak

3. Berikan tugas dan tanggung jawab pada anak

Memberi tanggung jawab dan tugas-tugas yang sesuai dengan usia anak dapat membuatnya mengenali rasa pencapaian dan tujuan.

Bahkan jika mereka tidak melakukan sesuatu dengan sempurna, beri tahu mereka bahwa kamu menghargai upaya mereka.

Pujilah mereka untuk semua hal yang mereka lakukan dengan baik.

Kemudian, yakinkan mereka bahwa seiring waktu, mereka akan menjadi lebih baik dan lebih baik dalam banyak hal, termasuk tugas-tugas mereka. 

Memiliki tugas dan tanggung jawab juga memberi anak-anak rasa kendali atas hidup mereka, dan menumbuhkan kepercayaan diri.

Dalam persiapan pembelajaran secara langsung, berikan tugas dan tanggung jawab kecil seperti mempersiapkan peralatan sekolah.

4. Mendorong Kemerdekaan

Masa-masa sekolah dasar merupakan masa kemandirian yang tumbuh cepat pada anak.

Sangat penting untuk membiarkan anak-anak tumbuh semakin mandiri.

Biarkan mereka mencari cara untuk berbicara dengan guru tentang masalah mereka sendiri, mengatur tugas pekerjaan rumah, dan mempersiapkan hobi mereka.

Mendorong kemerdekaan dengan mengajarkan mandiri dapat berdampak positif pada harga diri mereka.

Sebaliknya, pengasuhan tanpa mendorong kemerdekaan akan merampas otonomi mereka.

Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, 10 Tips Mengajarkan Anak Jadi Penolong

5. Hindari Menghina Anak 

Saat anak berperilaku tidak baik memang dapat membuat orang tua kesal hingga marah.

Namun, saat kamu merasa kesal atau marah, jangan menghina anak dengan pemanggilan nama atau mempermalukan mereka.

Sebaliknya, bicaralah dengan anak dengan cara yang bisa mereka terima.

Cara yang baik untuk melakukan ini adalah dengan menggunakan konsekuensi alami dan logis.

Selanjutnya, berbicara pada anak dengan nada yang menyenangkan dan ramah.

Hal ini juga berlaku saat anak mengajukan banyak pertanyaan atau mungkin berperilaku tidak baik dalam persiapan sekolah tatap muka.

(*)

 

Sumber: VerywellFamily
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati