Content Writing vs Copywriting, Mana yang Tepat untuk Digital Marketing?

Arintha Widya - Sabtu, 23 Oktober 2021
Ilustrasi digital marketing
Ilustrasi digital marketing freepik

4. SEO

Selanjutnya, copywriting cenderung pula memanfaatkan SEO untuk mengoptimasi pencarian.

Di dalam tulisan copywriting akan lebih sering digunakan kata kunci terkait nama dan manfaat suatu produk supaya dapat muncul di halaman pertama mesin pencari.

Untuk memaksimalkannya, terkadang teks dari copywriting ini dibuat agak panjang sehingga bisa memasukkan semua kata kunci terkait.

Hal ini mampu mendorong artikel terkait lebih mudah ditemukan dan produk dikenali oleh calon konsumen.

 Baca Juga: Mengenal Decoy Effect, Strategi Marketing yang Bikin Kita Merasa Hemat

5. Tata bahasa

Walau tak memerlukan tata bahasa yang sempurna, copywriting butuh sesuatu yang lebih efektif.

Artinya, tata bahasa yang digunakan dalam teks sebaiknya tidak bertele-tele atau berputar-putar, dan sudah sesuai dengan tujuannya.

Bila perlu, copywriting akan menghilangkan tanda baca atau kata tertentu yang dianggap tidak efektif.

Tak jarang, hal itu juga dilakukan karena menyesuaikan dengan aturan dalam pedoman portal periklanan.

Perbedaan antara content writing dan copywriting dalam digital marketing bisa dibilang sangat tipis.

Akan tetapi, kamu sudah paham mana di antaranya keduanya yang paling efektif dipakai untuk pemasaran digital. (*)

Sumber: Forbes
Penulis:
Editor: Tentry Yudvi Dian Utami