Content Writing vs Copywriting, Mana yang Tepat untuk Digital Marketing?

Arintha Widya - Sabtu, 23 Oktober 2021
Ilustrasi digital marketing
Ilustrasi digital marketing freepik

1. Perbedaan tujuan

Sudah disinggung sebelumnya bahwa tujuan dari penulisan konten dan copywriting berbeda jauh.

Content writing sifatnya cenderung organik dan tidak mengandung iklan, serta dirancang untuk memberikan informasi kepada pembaca.

Untuk itu, dalam digital marketing yang akan lebih berguna adalah copywriting lantaran sifatnya persuasif dan diharap bisa memengaruhi pembaca sebagai calon konsumen.

Di dalam teks copywriting juga mengandung iklan, baik diunggah pada laman situs, media sosial, atau marketplace.

Baca Juga: 4 Tools Digital Marketing Gratis untuk Bisnis UMKM yang Wajib Dicoba

2. Panjang teks

Melihat tujuannya di atas, panjang teks copywriting bisa lebih sedikit dari content writing.

Ini karena fokus copywriting adalah membujuk pembaca menggunakan kalimat-kalimat pendek yang tepat sasaran.

Selama tujuan promosi dapat tercapai hanya dengan teks yang pendek, maka tidak jadi masalah.

3. Emosi

Copywriting sering kali berisi teks yang memanfaatkan emosi pembaca untuk bisa terbujuk membeli suatu produk.

Misalnya dengan meletakkan kata "gratis biaya kirim" di awal kalimat saja, hal ini sudah bisa mencuri perhatian pembaca.

Belum lagi jika menerapkan konteks fear of missing out atau FOMO untuk "memaksa" konsumen membeli suatu produk.

FOMO adalah emosi yang kerap dimainkan dalam penulisan teks untuk pemasaran digital.

Baca Juga: 5 Strategi Online Marketing untuk Bisnis Kecil, Salah Satunya SEO

Sumber: Forbes
Penulis:
Editor: Tentry Yudvi Dian Utami