Perjalanan Menemukan Diri Sendiri ala Rupi Kaur di Buku Home Body

Tim Parapuan - Rabu, 20 Oktober 2021
Buku Home Body dari Rupi Kaur
Buku Home Body dari Rupi Kaur Instagram/rupikaur_

 

Parapuan.co – Kawan Puan, pernahkah kamu merasa “hilang” di tengah zaman yang serba cepat ini?

Di era media sosial yang menyajikan banyak informasi, terkadang kita bisa merasakan penuh sesak di kepala.

Hal tersebut kemudian membawa kita mengenal mindfulness atau hidup dengan berkesadaran.

Setelah terjebak dalam situasi serba cepat, mindfulness bisa membawa kita kembali dan menikmati hidup saat ini.

Jika Kawan Puan ingin coba mengenal hidup dengan berkesadaran dengan cara yang tak biasa, buku Home Body adalah pilihan yang tepat.

Home Body (2021) adalah karya ketiga Rupi Kaur yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh POP (imprint Kepustakaan Populer Gramedia).

Karya ini menyusul dua karya Rupi yang lebih dahulu diterbitkan, yakni Milk and Honey: Susu dan Madu (2018) dan The Sun and Her Flowers: Matahari dan Bunga-Bunganya (2019).

Baca Juga: Merasa Hidup Tidak Baik-Baik Saja? Mungkin Inilah Saatnya Jeda Sejenak

Rupi Kaur sendiri dikenal sebagai salah satu penyair yang berhasil memulai kiprahnya melalui medium baru: media sosial.

Karya-karyanya dan beberapa penyair dengan kecenderungan serupa lalu dikenal sebagai instapoet—puisi yang bisa termuat utuh dalam satu unggahan gambar di Instagram.

Keterbatasan ruang di Instagram memaksa puisi-puisi yang tampil mesti pendek dan padat

Misalnya, puisi yang diunggah Rupi pada 20 Juli 2021 lalu: it’s impossible/ for one person to/ fill you up/ in all the ways/ you need to be filled/ your partner/ can’t be your everything.

Puisi itu tampil sebagai unggahan gambar di Instagram, dengan latar putih polos dan ilustrasi sederhana, sebuah line art tanaman mungil yang sedang disiram.

Ruang terbatas yang hanya memungkinkan puisi pendek hadir itu lantas menuntut puisi lebih lugas dan tegas.

Itulah kecenderungan gaya yang kemudian terasa dalam puisi-puisi Rupi. Ia seakan-akan tidak punya waktu untuk meliuk-liuk dengan metafora rumit, memainkan diksi-diksi yang beterbangan seperti burung, dan memilih memastikan saja puisinya cukup efektif dan terpahami oleh pembaca. Begitulah Rupi dan kekhasannya.

Penulis:
Editor: Arintya