Tak Berbuat Apa-apa Saat Lihat Kekerasan pada Perempuan, Pahami Fenomena Bystander Effect

Putri Mayla - Rabu, 20 Oktober 2021
Psikolog ungkap fenomena bystander effect, yakni tak melakukan apa-apa saat melihat kekerasan pada perempuan.
Psikolog ungkap fenomena bystander effect, yakni tak melakukan apa-apa saat melihat kekerasan pada perempuan. Photo by Keira Burton from Pexels

Terkait fenomena bystander effect yang berkaitan dengan kekerasan pada perempuan di komuter luar kota Philadelphia, berikut pengertian bystander effect.

Apa itu Bystander Effect?

Melansir dari Verywellmind, istilah bystander effect mengacu pada fenomena di mana semakin besar jumlah orang yang hadir, semakin kecil kemungkinan orang untuk membantu seseorang dalam kesulitan.

Ketika situasi darurat terjadi, pengamat lebih mungkin untuk mengambil tindakan jika ada sedikit atau tidak ada saksi lain.

Saat menjadi bagian dari kerumunan besar membuatnya jadi tidak ada satu orang pun yang harus bertanggung jawab atas suatu tindakan (atau kelambanan).

Dalam serangkaian studi klasik, peneliti Bibb Latané dan John Darley waktu yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan menolong korban.

Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan, 3 Cara Jadi Support System untuk Penyintas

Mereka menemukan bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan peserta untuk mengambil tindakan dan mencari bantuan bervariasi tergantung pada berapa banyak pengamat lain di dalam ruangan.

Dalam satu percobaan, subjek ditempatkan dalam salah satu dari tiga kondisi perlakuan.

Sendirian di sebuah ruangan, dengan dua peserta lain, atau dengan dua konfederasi yang berpura-pura menjadi peserta normal.

Saat para peserta duduk mengisi kuesioner, asap mulai memenuhi ruangan.

Ketika peserta sendirian, 75% melaporkan asap tersebut kepada para peneliti.

Sebaliknya, hanya 38% peserta di sebuah ruangan dengan dua orang lainnya melaporkan asap.

Hal ini juga hampir mirip dengan kejadian pelecehan seksual yang terjadi di komuter Philadelphia.

Di mana pengamat tak langsung menolong korban.

Sumber: verywellmind
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati