Kisah Gadis 16 Tahun jadi Presdir AstraZeneca Indonesia, Seperti Apa?

Arintha Widya - Sabtu, 16 Oktober 2021
Ilustrasi anak perempuan 16 tahun jadi Presdir AstraZeneca Indonesia
Ilustrasi anak perempuan 16 tahun jadi Presdir AstraZeneca Indonesia Woman vector created by freepik

Parapuan.co - Bagaimana ceritanya anak perempuan berusia 16 tahun menjadi Presiden Direktur (Presdir) di AstraZeneca Indonesia?

Ternyata, kisah tersebut nyata adanya, lho, Kawan Puan. Belum lama ini, hal itu diwujudkan sebagai salah satu rangkaian program #GirlsTakeOver.

Program itu dipelopori oleh organisasi nirlaba Plan International dalam rangka Hari Anak Perempuan Internasional atau International Day of the Girl pada 11 Oktober.

AstraZeneca sendiri juga turut mengamplifikasi inisiatif global #GirlsTakeOver di seluruh jaringan globalnya dalam sebuah kampanye bertajuk #GirlsBelongHere.

Langkah ini dilakukan sebagai upaya mempromosikan inklusi serta membangun kesadaran karyawan, keluarga, dan komunitas AstraZeneca akan pentingnya menjunjung kesetaraan gender.

Baca Juga: Voice of Baceprot Tampil di Youtube WOW Sounds dalam Rangka Hari Anak Perempuan Sedunia

Selain itu, hal ini juga dilakukan demi memahami hambatan yang dihadapi oleh generasi muda, khususnya remaja perempuan.

Dengan begitu, diharapkan mereka dapat mengambil peran aktif dalam mengadvokasi perempuan muda agar dapat terus menggali potensi yang mereka miliki.

Sejalan dengan misi tersebut, Indonesia adalah salah satu dari 17 negara operasi AstraZeneca di mana #GirlsTakeOver dilaksanakan.

Di 17 kantor AstraZeneca yang tersebar di seluruh dunia ini, lebih dari 42 anak perempuan terpilih mengambil alih posisi penting di kantor AstraZeneca selama sehari, termasuk Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia.

Untuk kesempatan sekali seumur hidup ini, seorang anak perempuan berusia 16 tahun dari Jakarta Utara bernama Zakiah terpilih sebagai finalis #GirlsTakeOver dari Young Health Programme.

Pada 8 Oktober 2021, Zakiah telah mengambil alih peran Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia selama satu hari.

Baru-baru ini dalam press rilis yang diterima PARAPUAN, Zakiah pun membagikan pengalamannya jadi Presdir sehari di AstraZeneca Indonesia.

"Selama sehari mengambil alih posisi Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, saya melihat bahwa AstraZeneca Indonesia sudah mengimplementasikan kebijakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan inklusif," ucap Zakiah.

Baca Juga: 7 Profesi Perempuan Karier Mendominasi Sektor Berikut, Apa Saja?

"Tentunya hal ini patut diterapkan di perusahaan lainnya. Sebagai kaum muda, saya ingin mengajak kaum muda lainnya ikut percaya diri terhadap kemampuan yang kita miliki dan berani berbicara tanpa melihat gender sebagai pembatas, demi membantu pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia."

Zakiah menambahkan, "Besar harapan saya, masyarakat turut berkontribusi serta bersinergi bersama untuk terus mendukung dan menyuarakan kesetaraan gender agar semua mendapat keadilan dan kebebasan yang sama."

Sewhan Chon, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, mengatakan, "Inklusivitas dan keberagaman adalah budaya yang kita junjung di AstraZeneca Indonesia, di mana kesetaraan gender memainkan peran penting."

"Kami berharap keterlibatan karyawan kami dalam kampanye #GirlsBelongHere tahun ini dapat memperkuat prinsip inklusivitas tersebut, dan bagi remaja perempuan terpilih yang mengikuti #GirlsTakeOver di AstraZeneca mendapatkan pengalaman yang membekalinya untuk tumbuh menjadi pemimpin masa depan."

Sebagai Presdir AstraZeneca Indonesia, Sewhan juga mengungkap dirinya bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan ini.

Apalagi, ia telah turut serta dalam program #GirlsTakeOver di mana anak perempuan seperti Zakiah mendapatkan pelajaran dan inspirasi tentang kepemimpinan, inklusivitas, dan pemberdayaan.

Di sisi lain, kampanye #GirlsBelongHere AstraZeneca Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam mempromosikan kepemimpinan perempuan sejak usia muda selama 2 tahun terakhir.

 

Kemitraan antara AstraZeneca dan Plan International diinisiasi melalui inisiatif Young Health Programme (YHP).

Program itu bertujuan membantu kaum muda berusia 10-24 tahun untuk memegang kendali atas kesehatan mereka, terutama dalam memerangi penyakit tidak menular (PTM).

Ini dilakukan dalam jangka panjang, serta meningkatkan kesadaran tentang gaya hidup anak muda yang sehat dengan menyediakan wadah yang tepat untuk melatih kepemimpinan.

Seleksi peserta rangkaian kampanye #GirlsTakeOver oleh AstraZeneca dan Plan Indonesia berlangsung di empat puluh sekolah di Jakarta, yang merupakan lokasi-lokasi yang menjadi tempat pelaksanaan YHP.

Baca Juga: Perempuan Produktif, Begini 8 Cara Atur Waktu Self Care di Tengah Kesibukan

Nominasi dan seleksi tersebut melibatkan guru, mitra pelaksana YHP, Yayasan Lentera Anak dan Center of Indonesia's Strategic Development Initiatives, serta tim AstraZeneca Indonesia.

Setelah terpilih, Zakiah sendiri langsung mengikuti serangkaian sesi pengembangan kapasitas.

Ia juga mengikuti kelas kepemimpinan dan pendampingan, sebelum akhirnya mengambil alih posisi Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia.

Hebat, ya! (*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh