Menteri PPPA Sebut Masih Ada Ketimpangan Gender dalam Bidang Ekonomi

Ardela Nabila - Kamis, 14 Oktober 2021
Menteri PPPA Bintang Puspayoga.
Menteri PPPA Bintang Puspayoga. Instagram/bintang.puspayoga

Parapuan.co - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengatakan bahwa ketimpangan gender dalam bidang ekonomi masih terus terjadi.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara Women Empowering Women in Pandemic Situation: Indonesia’s Experience yang digelar pada Kamis (14/10/2021).

Berdasarkan data yang didapat dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2021, salah satu ketimpangan tersebut dapat dilihat dari tingkat partisipasi angkatan kerja.

Data tersebut menunjukkan, laki-laki masih mendominasi angkatan kerja dengan persentase yang lebih besar dari perempuan.

Baca Juga: 3 Ide Bisnis dalam Drama Korea yang Diharapkan Menjadi Kenyataan

“Berbagai indeks dan data menunjukkan ketimpangan gender, termasuk dalam bidang ekonomi.

"Misalnya saja, tingkat partisipasi angkatan kerja, perempuan hanya 54,03 persen dibandingkan laki-laki yang sudah mencapai 82,14 persen,” ujar Bintang, dikutip dari YouTube Kemen PPPA.

Ia juga menyebutkan bahwa perempuan lebih banyak bekerja di sektor informal, sehingga mereka lebih rentan dalam hal jaminan sosial serta perlindungan hak perempuan.

Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini yang semakin memperburuk kondisi yang dialami oleh perempuan.

Menurut laporan United Nation (UN) Women, pandemi Covid-19 telah menyebabkan perempuan mengalami pemotongan substansial, yakni pendapatan yang paling mereka andalkan.

Pandemi Covid-19 juga telah menyebabkan banyak perempuan terpaksa mengurangi jam kerja produktif berbayar lantaran harus menanggung beban pekerjaan rumah tangga.

“Perempuan juga menanggung beban terberat dari perawatan tidak berbayar dan pekerjaan rumah tangga selama pandemi yang menyebabkan mereka terpaksa mengurangi jam produktif berbayarnya di tengah krisis ekonomi,” pungkasnya.

Padahal, laporan yang didapat dari Mastercard (2020) menjelaskan bahwa perempuan merupakan salah satu faktor esensial dalam pemulihan ekonomi.

Mastercard menyatakan di dalam laporannya bahwa pengusaha perempuan disinyalir menjadi faktor keberhasilan dalam peningkatan daya saing usaha dan pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi,” jelas Bintang.

Baca Juga: 13 Pelajaran Bisnis dari Serial Netflix Money Heist, Seperti Apa?

Di Indonesia, data menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dikelola dan dimiliki oleh perempuan.

Seperti diketahui, UMKM merupakan salah satu penggerak penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.

Pasalnya, kata Bintang, 99,99 persen usaha di Indonesia merupakan UMKM.

“UMKM merupakan penggerak strategis dalam pembangunan ekonomi nasional karena 99,99 persen usaha di Indonesia merupakan UMKM,” tambahnya.

(*)