7 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak agar Termotivasi untuk Belajar

Anna Maria Anggita - Minggu, 17 Oktober 2021
Cara menjaga kesehatan mental anak agar termotivasi untuk belajar
Cara menjaga kesehatan mental anak agar termotivasi untuk belajar Akarawut Lohacharoenvanich

Parapuan.co - Kawan Puan, harus dipahami bahwa dampak pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak.

Bagi anak yang sudah sekolah, tentu tak mudah untuk mereka dalam menghadapi perubahan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran di sekolah.

Hal ini disebabkan kurangnya interaksi dengan teman-teman sekelas secara langsung, beban tugas yang menumpuk, dan ruang gerak saat bermain yang terbatas, turut berdampak pada kesehatan mental dan emosional anak.

Berdasarkan siaran pers yang PARAPUAN terima dari Zenius, menurut keterangan dari World Health Organization (WHO), setengah dari kasus gangguan mental yang dialami orang dewasa bahkan dimulai sebelum usianya 14 tahun.

Hal tersebut memiliki arti yakni, masa kanak-kanak merupakan masa yang rentan untuk kemungkinan mengalami gangguan kesehatan mental.

Senada dengan temuan tersebut, UNICEF menyebutkan, lebih dari 80 juta anak di Indonesia terkena dampak sekunder dari pandemi yang telah berjalan lebih dari satu tahun.

Dalam hal kesehatan mental, hampir separuh rumah tangga memberi laporan bahwa terdapat perubahan perilaku pada anak, seperti sulit berkonsentrasi (45 persen), mudah marah (13 persen), dan sulit tidur (6,5 persen).

Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian ekstra terhadap kesehatan mental anak terutama di masa pandemi. 

Baca Juga: Tenangkan Diri, Ini 5 Cara Mengatasi Rasa Takut Jelang Melahirkan

Lantas, bagaimana cara menjaga kesehatan mental anak?

Sebagai orang tua, Kawan Puan perlu melakukan beberapa hal supaya kesehatan mental anak terjaga, berikut tipsnya:

1. Bangun hubungan dengan anak

Kawan Puan, ketika pandemi, anak menghabiskan sebagian besar atau bahkan seluruh waktunya di rumah aja.

Untuk itu, orang tua perlu membangun kedekatan dengan anak dengan menunjukkan perhatian secara maksimal, menjadi pendengar yang baik, dan menjadi sosok sahabat yang selalu siap sedia bagi anak.

Dengan cara ini, anak akan mendapatkan kasih sayang serta terbiasa untuk berkomunikasi dan terbuka dalam menceritakan kesulitan yang dialaminya.

2. Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi

Mengonsumsi makanan yang sehat tak hanya berperan untuk kesehatan fisik.

Namun, dengan menyantap sumber makanan sehat berbagai aspek lain dalam tubuh anak pun berjalan dengan baik seperti membantu kinerja otak dan membuat anak berpikir lebih jernih.

Pastikan Kawan Puan memberikan variasi makanan yang beragam serta gizi seimbang.

Sesekali, tak ada salahnya untuk mengajak anak mengonsumsi makanan favoritnya agar mood-nya menjadi lebih baik.

Tak lupa juga kamu perlu memastikan bahwa anak selalu memenuhi konsumsi air putih sesuai kebutuhan.

3Tidur dan istirahat yang cukup

Durasi tidur yang ideal bagi anak usia 6-13 tahun adalah 9-11 jam per hari, sedangkan bagi anak usia 14-17 tahun adalah 8-10 jam per hari.

Maka dari itu, orang tua perlu memperhatikan jam tidur anak, jangan sampai anak tidur terlalu larut malam.

Selain itu, batasi screen time anak supaya tidak terlalu lama bermain gawai.

Baca Juga: Baby Blues Syndrome, Ini 7 Cara Mencegah Depresi setelah Melahirkan

4. Dampingi anak saat belajar 

Kawan Puan, di masa pandemi ini, orang tua juga berperan sebagai guru bagi anak-anak di rumah.

Kehadiran orang tua dalam proses belajar bisa menambah dukungan sehingga anak lebih termotivasi dan menikmati waktu belajarnya.

Bantu anak saat menghadapi kesulitan, memberi arahan dalam mengerjakan tugas, serta memberikan cara-cara kreatif dalam belajar agar kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) lebih optimal.

Orang tua juga bisa memanfaatkan cuti sesekali untuk menemani anak sekolah online.

 

5. Beri kegiatan bermanfaat

Salah satu masalah bagi anak saat pandemi adalah kurangnya kegiatan sehingga mudah merasa bosan.

Tak jarang, ponsel dan TV menjadi pilihan yang sering diberikan oleh orang tua.

Padahal, banyak kegiatan seru dan bermanfaat walau hanya di rumah.

Misalnya mendaftarkan anak pada kelas-kelas online, seperti coding, sains, musik, atau melukis.

Tak hanya itu, Kawan juga bisa mengajak anak terlibat dalam pekerjaan rumah, seperti memasak atau berkebun.

6. Tetap terhubung lewat virtual meeting

Interaksi sosial dengan teman sebaya adalah hal penting bagi perkembangan sosial maupun moral anak.

Di masa pandemi ini, teknologi bisa dimanfaatkan misalnya dengan membuat agenda bersama orang tua lainnya untuk melakukan pertemuan virtual.

Di situ, anak-anak bisa mengobrol sebebas-bebasnya tanpa membahas pelajaran dengan teman-temannya.

Baca Juga: Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mengajak Masyarakat Peduli akan Kesehatan Mental

7. Bangun rasa optimisme

Orang tua perlu membangun rasa optimisme di depan anak bahwa pandemi ini akan berakhir dan kegiatan anak akan kembali seperti semula.

Berikan informasi positif mengenai pandemi agar anak tidak putus asa walaupun saat ini belum bisa bermain, bertemu teman-teman, atau sekolah tatap muka secara penuh.

Beri anak harapan bahwa mereka bisa segera bersekolah dengan normal, apalagi saat ini sudah dilakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Hal yang menjadi catatan penting bagi para orang tua yakni menjaga kesehatan mental anak itu sangat berpengaruh untuk perkembangan buah hati ke depannya.

Sebab, kesehatan mental yang baik pada anak akan memotivasi mereka untuk belajar.

Di saat anak memiliki motivasi untuk belajar, mereka akan menumbuhkan kecintaan pada kegiatan belajar lho, Kawan Puan.

Jadi, itulah 7 cara menjaga mental anak agar sj kecil termotivasi untuk belajar, mulai dari bangun hubungan hingga rasa optimisme. (*)

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda

Pertama Kali ke Jogja? Baca Rekomendasi Wisata Ini