Pertimbangkan Ini untuk Menyesuaikan Digital Tools dengan Kebutuhan Kerja

Arintha Widya - Minggu, 10 Oktober 2021
Ilustrasi menyesuaikan digital tools dengan kebutuhan kerja
Ilustrasi menyesuaikan digital tools dengan kebutuhan kerja

Parapuan.co - Di era serba digital dan membudayanya hybrid working, ada satu persoalan lain yang mesti dibereskan, yaitu terkait pemanfaatan teknologi.

Tentang bagaimana menyesuaikan digital tools yang ada dengan kebutuhan kerja di tiap-tiap industri.

Tampaknya, hanya ahli yang dapat menjawab pertanyaan ini mengingat digital tools memerlukan pemahaman dalam penggunaan teknologi.

Mengutip hbr.org, pakar teknologi menyebut bahwa untuk melakukan penyesuaian antara digital tools dengan kebutuhan kerja, kita mesti bisa membedakan medianya dulu.

Untuk itu, pakar membagi antara spektrum lean hingga rich media, dan dari sinkron ke asinkron.

Baca Juga: 4 Tools Digital Marketing Gratis untuk Bisnis UMKM yang Wajib Dicoba

Lean media

Lean media, seperti email, cenderung menyampaikan lebih sedikit informasi dan konteks.

Media semacam itu dianggap tidak sinkron dan lebih efektif dalam situasi yang membutuhkan transmisi informasi secara langsung.

Di samping itu, lean media juga lebih mampu bekerja dengan baik untuk tim yang terkoneksi secara dekat, sehingga tidak membutuhkan konteks tambahan.

Dalam hal ini, anggota tim harus sudah mengenal satu sama lain dan dapat meminimalkan potensi paparan konflik.

Media ini bagus pula untuk tugas-tugas rutin, semisal penyimpanan catatan/memo dan pembuatan jadwal kerja.

Baca Juga: Dukung UMKM, TikTok Bisnis Luncurkan Fitur Pemasaran Digital

Rich Media

Sementara itu, rich media biasanya sinkron dan sesuai untuk situasi dengan banyak ambiguitas, terlebih karena dilakukan jarak jauh.

Untuk itu, rich media bakal lebih bermanfaat jika dipakai anggota tim masih asing dengan satu sama lain.

Media jenis ini biasanya akan lebih baik ketika digunakan untuk tugas-tugas nonrutin, seperti menulis, mendesain, dan sebagainya.

Memutuskan mode mana di antara keduanya bergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan.

 

Masing-masing akan berguna ketika penggunaannya tepat, di mana rich media lebih dipakai untuk proses kerja yang berkelanjutan.

Oleh karena itu pula, manajer dan/atau atasan perlu menyertakan seluruh anggota tim untuk mendiskusikan mana yang tepat digunakan ke depan.

 Baca Juga: Allianz Indonesia Kenalkan Cara Mudah Klaim Asuransi Lewat Digital

Atau, jika menyesuaikan dengan kebutuhan, pekerjaan harian bisa dikerjakan menggunakan digital tools dari lean media yang sederhana.

Sedangkan untuk tugas atau proyek besar yang melibatkan banyak pihak maupun bekerja sama dengan pihak luar, rich media tentu lebih berguna.

Sehingga, dengan begitu pada dasarkan kedua tipe dapat dipergunakan dengan baik bergantung pada kebutuhan.

Mudah-mudahan informasi ini membantu Kawan Puan. (*)

Sumber: hbr.org
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh