UMKM Milik Perempuan Terdampak Pandemi, UNDP Hadirkan Pelatihan Ini

Tentry Yudvi Dian Utami - Kamis, 30 September 2021
Program pelatihan untuk UMKM milik perempuan
Program pelatihan untuk UMKM milik perempuan amenic181

Wirausahawan di wilayah Banyuglugur dan Binor ini sudah memulai dengan menghasilkan berbagai produk olahan berbahan dasar ikan.

Nilai jual produk ini sangat tinggi, sehingga sudah sangat tepat sekali jika dapat dipromosikan ke pasar yang lebih luas, sehingga bisa menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan bagi wirausahawan perempuan binaan kami
ini.

"Kami bangga bermitra dengan AIS Forum untuk memberikan pelatihan demi meningkatkan mata pencaharian mereka sekaligus melestarikan lingkungan dengan menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan,” sambut Ir. Maryono, S.T, M.MT, IPU, ASEAN ENG, General Manager PT PJB UP Paiton.

Baca Juga: Lewat Pelatihan Membatik, UMKM Batik Berdayakan Ibu-ibu Rusun Marunda

Womenpreneurship Support Program ini akan berfokus untuk memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas wirausahawan perempuan di Desa Banyuglugur sebagai salah satu proyek pilot, selama kurang lebih lima (5) bulan.

Rangkaian pelatihan mingguan yang diselenggarakan secara daring ini akan memberikan materi literasi digital, pengembangan bisnis, perencanaan serta literasi finansial, usaha ramah lingkungan, dan strategi pemasaran.

Di Indonesia, Womenpreneurship Support Program ini sendiri akan menyasar hingga 1.500 pengusaha UMKM dari kelompok marjinal termasuk perempuan, anak muda, dan difabel.

Program ini akan menyasar 10 lokasi, utamanya wilayah Tengah dan Timur Indonesia, mencakup Manado, Palu, Bali, Mandalika, Lombok, Pulau Timor, Sumba, Kupang, Ambon, dan Papua sebagai titik-titik potensial.

“Program ini kami harapkan dapat menjembatani gap informasi dan digital yang ada di wirausahawan UMKM di Indonesia, terutama pada usaha-usaha yang dipimpin oleh
perempuan agar memiliki kemampuan untuk berkompetisi secara global.

Dengan kerja sama ini serta pengalaman kami bersama organisasi dan mitra di 47 negara di dunia.

"Kami yakin pemberdayaan jangka panjang ini akan mendukung pengembangan blue economy yang
berkelanjutan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi kelompok marjinal untuk berkembang,” tutup Program Manager of AIS Forum Secretariat.(*)