Angela Merkel, Kanselir Perempuan Pertama di Jerman yang Berhasil Atasi Krisis Ekonomi

Aulia Firafiroh - Senin, 27 September 2021
Sosok Angela Merkel
Sosok Angela Merkel kompas

Parapuan.co- Kawan Puan, Angela Merkel yang merupakan kanselir perempuan pertama di Jerman akan segera purnabakti setelah 16 tahun berkuasa.

Sebelum membahas sosok Angela Merkel, istilah kanselir memiliki makna yang sama dengan pemimpin negara seperti presiden dan perdana menteri.

Selama menjabat sebagi pemimpin, Angela Merkel menciptakan kebijakan yang banyak dipuji dan dikritik.

Perempuan yang berhasil mengatasi krisis ekonomi di Jerman ini, mengatakan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu pada 26 September 2021.

Baca juga: Sosok Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama yang Kenalkan Kontrasepsi di Indonesia

Kehidupan Merkel

Merkel merupakan seorang anak Pastor yang lahir di Hamburg, Jerman tahun 1954.

Pada saat itu ia tumbuh besar dengan konflik Jerman Timur dan Jerman Barat.

Hal tersebut membuat dirinya bisa fasih berbahasa Rusia dan Jerman.

Merkel kemudian menyelesaikan pendidikan doktornya di jurusan kimia kuantum.

Lalu ia bekerja di sebuah institut penelitian.

Saat tembok antara Jerman Barat dan Jerman Timur runtuh, ia mengawali kariernya di dunia politik.

Karier Politik Merkel

Merkel mengawali karier politiknya sebagai anggota dewan Bundestag pada 1990 melalui partai CDU (Christian Democratic Union of Germany).

CDU merupakan partai dari Jerman yang banyak didominasi laki-laki.

Nama Angela Merkel semakin dikenal sejak diangkat mantan Kanselir Helmut Kohl sebagai menteri perempuan dan menteri lingkungan.

Saking sayangnya, Kohl menyebut Merkel dengan panggilan "Madchen" yang berarti anak perempuan.

Namun ketika petinggi partai CDU tersandung korupsi, Merkel yang paling vokal menuntut rekannya turun jabatan.

Baca juga: Sosok Melanie Perkins, CEO Canva yang Masuk Deretan Miliarder Termuda

Hal tersebut membuat Kohl marah dan menyebut Merkel licik.

Pada tahun 2000, Merkel ditunjuk sebagai pimpinan partai bukan kepala negara.

Saat ia mengajukan diri sebagai calon pimpinan negara, banyak orang yang meragukan kapabilitasnya.

Salah satunya Francis Kelly, penasihat risiko politik Amerika Serikat.

Ia memandang Merkel tidak mengerti permasalahan ekonomi negara.

“Aku tak tahu berapa lama ia akan bertahan. Dia tak paham betul tentang pasar dunia atau isu-isu ekonomi besar," kata Francis Kelly mengutip dari New York Times.

Pada tahun 2008, Jerman mengalami krisis ekonomi global.

Melansir dari Reuters, Merkel menyelamatkan Jerman dengan mencegah pertumbuhan utang dan membatasi defisit struktural sebesar 0,35 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Setelah itu Merkel membuat kebijakan pro pasar yang mengurangi kontribusi jaminan pengangguran, meningkatkan pajak pertambahan nilai (PPN), dan memberikan potongan pajak pada perusahaan untuk mendorong investasi serta penyerapan tenaga kerja.

Keberhasilan Merkel menyelamatkan Jerman dari krisis ekonomi akhirnya menuai pujian dari Francis Kelly yang sebelumnya ragu dengan kapabilitasnya.

Bahkan Francis Kelly menyebut Merkel sebagai manager krisis yang hebat.

Baca juga: Sosok Yanti Lidiati, Lepas Karier Kepala HRD untuk Mengajar Anak Punk

Kebijakan Welas Asih Merkel

Sepanjang tahun 2015 hingga 2016, Eropa mengalami gelombang pengungsi yang tinggi dari Timur Tengah.

Merkel meminta pintu perbatasan Jerman dibuka.

Seiring dengan populasi warga Jerman yang semakin tua dan sedikit, Merkel menilai bahwa kedatangan pengungsi bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja.

Meski kebijakan Merkel soal menerima pengungsi menuai pro kontra dari Uni Eropa, terbukti kebijakannya mampu meningkatkan roda perekonomian Jerman.

Dilansir dari website resmi Federal Foreign Office of Germany, 35 persen pengungsi yang datang pada tahun 2015 berhasil memberikan kontribusi ekonomi.

Sebelum pengungsi membaur, pemerintah Jerman juga menyediakan kursus bahasa sampai program penempatan kerja bagi pengungsi.

Namun sayang, pandangan Merkel mengenai pengungsi ditolak oleh Uni Eropa. (*)

Sumber: Reuters,New York Times,kompas
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh