Parapuan.co - Persiapan sekolah tatap muka menjadi hal penting diperhatikan orang tua. Pasalnya, hal ini menyangkut kesehatan dan keselamatan si kecil.
Mengingat, kebijakan pembelajaran tatap muka telah digulirkan di sejumlah daerah dengan status penyebaran Covid-19 zona hijau dan kuning.
Kembali diterapkannya kegiatan belajar dan mengajar di kelas ini juga diiringi dengan sejumlah aturan dan kebijakan mengenai protokol kesehatan yang ketat.
Di sisi lain, orang tua harus mengerti bahwa kebijakan sekolah tatap muka yang kini diterapkan merupakan bagian dari keprihatinan dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kualitas pembelajaran, termasuk soal pendidikan karakter.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka: Tips Mengajarkan Cuci Tangan pada Anak
Untuk itu, dibutuhkan dukungan dari orang tua berupa persiapan sekolah tatap muka agar nantinya kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Beragam persiapan sekolah tatap muka perlu dilakukan olrang tua, mulai dari mengajarkan mengenai protokol kesehatan yang baik selama di sekolah, memilih masker anak, hingga mengajarkan anak tetap nyaman menggunakan masker.
Pasalnya, seringkali anak-anak merasa tidak nyaman menggunakan masker yang melekat di area mulut dan hidungnya.
Melansir dari laman Connecticut Children, ada tips agar anak merasan nyaman menggunakan masker sebagai upaya orang tua dalam persiapan pembelajaran tatap muka.
Usia 0-2 Tahun: Fokus pada Normalisasi Masker
Sesuai dengan aturan yang dianjurkan, bayi dan anak berusia di bawah dua tahun tidak disarankan untuk menggunakan masker dengan pertimbangan adanya risiko kesulitan bernapas.
Untuk itu, sebagai orang tua, kamu cukup memperkenalkan pada anak mengenai masker.
Kamu bisa melakukannya dengan membiarkan anak melihat kamu menggunakan masker atau kamu bisa membuatnya menjadi sebuah permainan seperti cilukba.
Usia 2-4 Tahun: Gunakan Permainan
Usia ini tentu menjadi masa di mana anak begitu menyukai permainan dan cara mengajarkannya pun melalui permainan yang seru.
Oleh karena itu, kamu bisa memperkenalkan masker dengan menggunakan permainan yang dapat membantu anak menerima masker sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Misalnya, kamu bisa membuat masker untuk boneka yang dimiliki anak atau mungkin kamu bisa mengajak anak untuk menghias maskernya sendiri dengan karakter favoritnya.
Tak hanya itu, dalam rangka persiapan sekolah tatap muka, ajarkan pula pada anak mengenai cara memakai masker yang benar.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka : Cara Hadapi Anak Mogok Sekolah
Usia 5-12 Tahun: Bantu Anak Memahami
Di usia 5 tahun, anak-anak akan selalu membutuhkan pemahaman dan alasan mengapa mereka perlu melakukan sesuatu.
Oleh karena itu, dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka, kamu perlu memberikannya sedikit penjelasan tentang bagaimana tubuh bekerja.
Hal ini pun selaras dengan penjelasan bagaimana menggunakan masker dapat melindungi tubuh dari adanya risiko penularan virus.
Umumnya, anak usia 3-7 tahun juga senang saat ia bisa menolong. Kamu bisa memberikan pemahaman bahwa saat dia menggunakan masker, maka ia sedang menolong orang di sekitar.
Usia 13-18 Tahun: Validasi Perasaan Anak
Memasuki usia remaja, anak memiliki keinginan untuk mandiri dan ingin dimengerti.
Jika kamu melihat anak frustasi dengan masker yang digunakannya, maka kamu perlu menunjukkan sikap bahwa kamu memahami apa yang ia rasakan.
Kemudian, saat anak sudah merasa didengar, berikan ia pemahaman bahwa semua orang memiliki tanggung jawab untuk menggunakan masker, demi melindungi diri sendiri dan orang lain di masa pandemi.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka: Protokol Kesehatan saat Anak Pulang Sekolah
Bila anak remajamu memiliki pemahaman yang keliru mengenai penggunaan masker, maka sudah sewajarnya kamu untuk membantu meluruskannya.
Kawan Puan juga bisa mengajak mereka untuk memilih masker yang disukai.
Dalam rangka persiapan sekolah tatap muka, penting bagi kamu untuk memberikan pemahaman bahwa dengan menggunakan masker bukan berarti anak bisa abai pada jaga jarak.
Karena, meski sudah memakai masker, jaga jarak fisik juga penting untuk dilakukan, ya. (*)
