3 Perempuan Pengusaha Ini Berhasil Taklukkan Tantangan di Dunia Usaha

Arintha Widya - Selasa, 21 September 2021
Perempuan dan tantangan di dunia usaha
Perempuan dan tantangan di dunia usaha Business photo created by pressfoto

Parapuan.co - Tiga perempuan pengusaha inspiratif turut hadir dalam acara webinar Professional Women's Week (PWW) 2021 hari pertama yang berlangsung, Senin, 20 September 2021.

Para perempuan pengusaha keren tersebut di antaranya Prita Kemal Gani (Founder dan CEO LSPR), Intan Ayu Kartika (Brand Director Danone-Aqua), dan Hany Seviatry (Owner Batik Krakatoa).

Dalam webinar bertajuk "Sukses Berkarier di Tengah Tantangan Multiperan dan Pandemi Covid-19" itu, ketiganya berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka menjalankan bisnis.

Mereka juga membagikan pengalamannya membagi waktu untuk keluarga dan memastikan tetap memiliki waktu untuk diri sendiri agar dapat menikmati me time.

Baca Juga: Duh, Pengusaha UMKM Perempuan Masih Belum Memaksimalkan Dunia Digital, Apa Masalahnya?

Pada kesempatan tersebut, Intan Ayu Kartika menuturkan bahwa multiperannya sebagai ibu yang bekerja justru membuatnya mendapatkan keseimbangan dalam hidup.

"Saya justru bersyukur karena dalam Islam, perempuan itu dikaruniai Allah rasa cinta dan kasih sayang," ungkapnya seperti tertera pada press rilis yang diterima PARAPUAN.

"Ini menjadi motivasi karena kita diberikan kelebihan multiperan sebagai ibu sekaligus bekerja. Yang saya rasakan kehidupan jadi seimbang dan membanggakan," imbuh Intan.

Adapun Prita Kemal Gani yang membeberkan kiat dirinya dalam menghadapi Covid-19 bersama keluarga tercinta.

Istri pengusaha media Kemal Gani ini mengatakan, pandemi membuatnya punya banyak waktu untuk membangun kebersamaan dengan ketiga anaknya.

"Pada saat pandemi ini kita bisa melihat, mendengar ada rumah tangga yang menjadi runyam, karena orang tua tidak terbiasa di rumah, tapi karena ada WFH harus kerja di rumah," tutur Prita.

"Biasanya selalu pergi, begitu di rumah saja, justru bikin stres. Mungkin tidak semua orang punya rumah yang luas, sehingga masing-masing anggota punya privasi."

"Nah di sinilah dbutuhkan sebuah upaya untuk memberikan ruang pada anggota keluarga," tutupnya.

Hany Seviatry sang pengusaha batik juga punya pengalaman yang berbeda selama masa pandemi.

Di awal pandemi, ia terpaksa harus menerapkan pembayaran dengan sistem borongan terhadap para pengrajin batik yang bekerja dengannya.

Baca Juga: Desainer Vera Wang Ternyata Baru Rintis Perusahaan saat Usia 40 Tahun

Hal itu ditempuhnya agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja selama pandemi yang sempat membuat show room batik miliknya mengalami penurunan omzet penjualan.

"Pada saat Covid-19 di Cilegon mulai mereda, kita mulai lakukan zona kuning. Jadi saya sudah bisa datang ke workshop," ungkap perempuan yang juga istri Walikota Cilegon itu.

"Terus terang saya kan nggak bisa melepaskan pengrajin bekerja sendiri. Membatik kan nggak bisa pakai masker ya, karena cantingnya harus ditiup. Jadi saya benar-benar harus tegas pada mereka," imbuhnya.

"Kalau biasanya mereka bergerombol, sekarang sudah tidak lagi. Saat jam istirahat, ada yang di musala, ada yang tetap berada di workshop," terang Hany.

Dari keterangan di atas, terlihat bahwa masing-masing telah berhasil menaklukkan tantangan di dunia usaha bagi perempuan yang diungkap oleh Dr. Indrawan.

Dr. Indrawan menyebut, perempuan pengusaha mempunyai tiga jenis tantangan ini untuk bisa meraih kesuksesan dalam bisnis yang mereka geluti: 

1. Stereotip gender

Yaitu, di mana perempuan dipandang lemah secara emosional dan ambisi dibandingkan dengan laki-laki.

Dalam hal ini, para wanita tidak perlu khawatir dan harus menghapus pandangan tersebut.

Caranya adalah dengan memberikan sebuah pembuktian, bahwa dia tidak seperti yang disangkakan.

Baca Juga: Kisah Sukses Pengusaha Warung Raih Omzet 2 Kali Lipat Lewat E-Commerce

2. Norma di masyarakat

Salah satu contoh tantangan kedua ini ialah, norma di masyarakat mengenai yang mestinya bekerja itu laki-laki.

Sementara bagi perempuan cukup berdiam di rumah saja, mengurus suami dan anak-anak.

3. Multiperan perempuan

Sejatinya perempuan itu dalam satu waktu dapat menjelma sebagai ibu, istri, anak, sekaligus sahabat bagi orang-orang di sekitarnya.

Namun pada saat agenda pembagian rapor, ketika ayah tak bisa datang ke sekolah, lingkungan tidak mempersoalkan.

Namun jika ibu yang tidak bisa hadir, posisi pihaknya selalu menjadi yang disalahkan, sehingga bagi para perempuan yang ingin memulai bisnis, ketiga variabel ini perlu dipikirkan secara bijak. (*)

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Arintya