Kenali Tanda Kekerasan pada Perempuan dalam Hubungan Pacaran

Ratu Monita - Senin, 20 September 2021
Kekerasan pada perempuan dalam hubungan pacaran.
Kekerasan pada perempuan dalam hubungan pacaran. Photo by Keira Burton from Pexels

Parapuan.co - Kebanyakan, kasus kekerasan pada perempuan yang disorot publik ialah kasus kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.

Padahal, kekerasan ini tak hanya terjadi pada pasangan yang sudah menikah, namun juga terjadi dalam hubungan pacaran

Dating violence atau kekerasan dalam hubungan pacaran bisa dibilang sebagai tindak kekerasan terhadap pasangan yang belum terikat pernikahan.

Berdasarkan survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada 2016, tingkat kekerasan baik secara fisik dan seksual yang dialami perempuan belum menikah mencapai 42,7 persen.

Tak jauh berbeda dibandingkan dengan survei KPPPA, data Catatan Tahunan Komnas Perempuan tahun 2020 pun mencatat terdapat 1.309 kasus kekerasan pada perempuan dalam hubungan pacaran.

Faktanya, jumlah kasus kekerasan pada perempuan dalam hubungan pacaran menjadi jumlah kasus terbanyak kedua setelah KDRT.

Meski begitu, jenis kekerasan satu ini belum juga menjadi sorotan publik. Parahnya, masih banyak yang belum menyadari kalau mereka korban atau pelaku tindakan ini.

Terdapat fakta mengejutkan, Kawan Puan. Data perilaku kasar pada perempuan dalam pacaran dari Catahu Komnas Perempuan 2020 tersebut justru mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2019.

Hal tersebut terjadi menyusul maraknya Kekerasa Berbasis Gender Online (KBGO) yang semakin meningkat di masa pandemi.

Umumnya perilaku buruk tersebut terjadi dalam hubungan pacaran, lho. 

Baca Juga: Mengenal Silent Treatment, Kekerasan Pada Perempuan dalam Emosional

Tanda-Tanda Kekerasan dalam Pacaran

Jika bicara soal tanda-tanda perilaku kekerasan pada perempuan dalam pacaran, peringatan dini pelaku sering kali tidak langsung menunjukkan perilaku kekerasan secara fisik. 

Melainkan kekerasan perilakunya berupa sesuatu yang melanggar batasan seseorang, yakni berupa kekerasan secara emosional hingga berusaha mengendalikan hidup korban.

"Perilaku peduli terhadap pasangan mungkin terlihat bukan suatu masalah besar pada saat itu, tetapi seiring berjalannya waktu hal tersebut akan secara perlahan meningkat dan akhirnya membahayakan seseorang," tambah Pinero.

“Misalnya, pasangan menuntut untuk selalu mengabarkan kita berada di mana setiap saat, kemudian menyentuh atau mencubit bagian tubuh di depan umum ketika mereka telah menjelaskan sesuatu hal yang tidak mereka sukai, hingga mengatur gaya pakaian," lanjutnya.

Dalam artian, perilaku yang seakan peduli sering kali kita anggap sebagai bentuk perhatian dari pasangan ini justru termasuk perilaku kasar yang melanggar hak.

Melansir dari laman Rainn.org pada Minggu (19/9/2021) lalu, terdapat tanda-tanda peringatan diri yang kemungkinan dapat pelaku lakukan terutama terkait perilaku kasar pada perempuan.

1. Selalu Menuntut Mendapat Kabar

Sebagai sepasang kekasih, merupakan hal wajar untuk saling berkabar satu sama lain.

Namun hal tersebut menjadi tidak normal saat pasangan cenderung menuntut untuk harus selalu mengetahui kita berada di mana dan bersama siapa setiap saat, bahkan setiap menit.

Belum lagi, kebanyakan dari pelaku juga kerap membatasi dengan siapa saja kita boleh bertemu. Dengan kata lain, ruang gerak kita semakin terbatas, Kawan Puan. 

Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan Sebabkan Panic Attack, Mengapa Bisa Terjadi?

2. Membatasi Hubungan dengan Keluarga dan Teman

Selain menuntut untuk selalu memberikan kabar, pasangan yang kasar juga kerap memaksa kita untuk membatasi hubungan dengan teman bahkan keluarga.

Mereka selalu ingin menjadi prioritas bagi kita, sehingga jika kita mau berkegiatan apapun harus atas persetujuannya.

Hal ini pun sudah menunjukkan betapa pasangan telah melakukan kekerasan pada perempuan yakni pembatasan aktivitas yang sangat berlebihan. 

3. Mengkritik hingga Merendahkan

Alih-alih memberikan dukungan yang positif atas segala hal yang kita lakukan, pasangan yang kasar justru akan mengkritik kita.

Mereka bahkan tak segan-segan untuk melontarkan ujaran yang meremehkan hingga merendahkan kita.

Meskipun sehat untuk melakukan percakapan yang menantang tentang ide, tidak masalah rasanya untuk memberi tahu seseorang bahwa pikiran, pendapat, atau tubuh mereka tidak penting.

4. Mengatur Cara Berpenampilan

Mungkin Kawan Puan atau teman dekat pernah memiliki menghadapi pasangan yang gemar mengatur cara berpakaian?

Hal ini tentu saja membuat kita tidak nyaman, pasalnya kita dituntut untuk selalu tampil sesuai dengan keinginannya. 

Sementara, gaya berpenampilan tentu saja berkaitan dengan selera masing-masing setiap orang dan pasangan tidak bisa memengaruhinya. 

Aturan dan perilaku kasar pada perempuan menyerang cara berpenampilannya seperti pasangan tidak boleh menggunakan model pakaian tertentu, aturan mengenai gaya riasan, penataan rambut, atau aspek lain dari tubuh kita.

Baca Juga: 4 Pertimbangan Perempuan Karier sebelum Berhenti Kerja setelah Menikah

5. Menyentuh di Depan Umum Tanpa izin

Jika pasangan meraih atau mencubit Kawan Puan di depan teman bahkan keluarga ketika kamu meminta mereka untuk tidak melakukannya, segera waspada!

Tanda kekerasan lainnya ialah saat pasangan bersikeras menunjukkan kasih sayang di depan umum yang tidak kamu sukai. Jika diteruskan, ini berarti pasangan mengabaikan batasanmu. 

6. Memaksa Keputusan Sakral

Kawan Puan mungkin sudah terbiasa menghadapi cerita terkait hal serupa.

Pemaksaan dilakukan pada korban umumnya menggunakan ungkapan seperti “Kalau kamu benar-benar sayang sama ku, tentu kamu akan tidur denganku."

Bahayanya, kebanyakan dari mereka tidak akan memberikan jeda istirahat dan saat kita mengeluh kelelahan maka responnya akan cenderung meremehkan. 

Tindakan ini kemungkinan merupakan tanda 'red flag' yang begitu nyata bahwa pasangan tidak akan menghormati batasan kita.

Jika Kawan Puan atau mungkin terdapat teman yang menjadi korban dari kekerasan pada perempuan, disarankan untuk segera melakukan pengaduan seperti ke hotline Komnas Perempuan. 

(*)

Baca Juga: Efek Kesehatan Jangka Panjang Akibat Kekerasan Terhadap Perempuan

 

Sumber: Rainn.org
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini