Dialog Cermin Tiga Masa: Sebuah Pengingat Bahwa Perempuan Sangat Berharga

Rizka Rachmania - Minggu, 19 September 2021
Behind the scene web series Dialog Cermin Tiga Masa
Behind the scene web series Dialog Cermin Tiga Masa

Parapuan.co - Seandainya Kawan Puan bisa bertemu kembali dengan dirimu yang ada di masa lampau, apa yang akan kamu katakan pada dia?

Apakah rasa terima kasih karena sudah berani menjadi perempuan kuat dalam menghadapi kehidupan dan berusaha menggapai mimpi?

Atau malah permintaan maaf karena dirimu di masa lalu marah pada dirimu yang sekarang ini?

Sebab impian yang dibangun di masa lalu tidak tercapai? Karena impian dan harapan masa lalu semua berubah seratus delapan puluh derajat di masa kini?

Baca Juga: Buku I Am My Own Home: Pilihan Perempuan untuk Menyendiri di Tengah Quarter Life Crisis

Jika kita bisa berbicara pada diri kita di masa lalu, kita di 10 tahun kemarin, 5 tahun yang lampau, atau bahkan seminggu yang lalu, mungkin ada beragam kata yang ingin terucap.

Dalam hidup ini, kita memiliki beberapa versi dari diri kita sendiri, Kawan Puan.

Kita di masa sekarang, kita di masa lalu, dan tentu saja kita di masa depan.

Semua dari diri kita di masa yang berbeda, memiliki tantangan yang tidak bisa disamakan. Semua tantangan itu berbeda-beda.

Kalau diri kamu 10 tahun lalu datang ke masa sekarang, kira-kira apa yang bakal ia ucapkan padamu, ya?

Apakah ia akan marah dan kecewa pada dirimu yang sekarang ini, atau malah bahagia dan berterima kasih?

Perempuan adalah sosok yang diminta untuk bisa banyak hal, tapi dibungkam kalau soal mimpi.

Keresahan menciptakan dialog di dalam kepala, masa lalu yang menuntut bukti mimpi-mimpi terdahulu.

Masa kini mempertanyakan kepatutan diri sendiri, dan masa depan yang berusaha meyakinkan bahwa mimpi kita pasti bisa terwujud.

Oleh karena itu, untuk membantu Kawan Puan berdamai dengan diri sendiri di masa lalu, dan tetap kuat menjalani kehidupan masa sekarang, PARAPUAN meluncurkan sebuah web series.

Baca Juga: Ini 5 Rekomendasi Buku Soal Quarter Life Crisis dan Cara Menghadapinya

Web series itu berjudul Dialog Cermin Tiga Masa. Episode pertama web series PARAPUAN ini mengingatkan kita semua bahwa diri kita berharga. 

Dalam Dialog Cermin Tiga Masa, diceritakan seorang perempuan bernama Tya yang 'bertemu' dan 'berbincang' dengan dirinya dari masa yang berbeda.

Versi pertama adalah Tya dari sepuluh tahun yang lalu. Tya dari sepuluh tahun lalu itu terlihat marah dan kecewa dengan Tya di masa kini karena tidak berhasil mewujudkan mimpi yang dicitakan di masa lalu.

Tya versi itu bahkan menyalahkan Tya di masa sekarang dengan mengatakan, "Ini semua pasti gara-gara kamu. Iya, pasti gara-gara kamu."

Seolah kata-kata itu adalah ucapan yang biasa kita lemparkan pada diri kita sendiri, saat menyadari adalah yang tidak berhasil atau tidak semua dengan harapan kita di masa dulu.

Versi kedua adalah Tya dari beberapa tahun yang lalu, namun tidak lebih lama dari versi Tya 10 tahun lalu.

Tya versi ini terlihat lebih tenang dan menguatkan Tya di masa sekarang, bahkan ia mengajak Tya berdamai dengan kehidupan yang dijalaninya saat ini.

"Yah namanya hidup, kadang enggak kasih yang kita mau, tapi yang kita butuhin," ucap Tya.

"Yang penting jalaninnya ikhlas dan maafin semua orang-orang yang udah ngecewain kita," ujar Tya versi masa lalu itu.

Melengkapi pertemuannya dengan dirinya dari masa lalu, Tya juga 'bertemu' dengan versi dirinya dari 30 tahun mendatang.

Baca Juga: Realistis dan Relevan, 4 Film Barat Ini Angkat Isu Quarter Life Crisis

Sosok Tya 30 tahun mendatang terlihat sangat sehat, bugar, dan ayu, membuat Tya di masa kini bertanya apa rahasianya.

Ternyata, hal yang membuat Tya tetap segar di masa mendatang adalah dirinya sendiri.

"Ketika kehidupan sedang tidak baik-baik saja, dan semua cita-cita kandas, kamu memilih untuk beradaptasi, enggak mudah memang, tapi itu yang terbaik," ujar sosok Tya 30 tahun mendatang.

Dialog Cermin Tiga Masa sudah tayang di YouTube PARAPUAN. Kawan Puan bisa saksikan selengkapnya berikut ini.

Sungguh 12 menit yang mengingatkan bahwa diri kita berharga.

 

 

 (*)

Sumber: YouTube
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania