Cara Menjaga Citra Positif Online agar Kamu Dilirik Perekrut, Simak!

Arintha Widya - Sabtu, 18 September 2021
Ilustrasi menjaga citra positif secara online
Ilustrasi menjaga citra positif secara online stnazkul

Parapuan.co - Perekrut akan selalu mencari kandidat terbaik untuk dipekerjakan di perusahaan.

Cara yang dilakukan bisa beragam, salah satunya mengecek latar belakang kandidat melalui akun jejaring sosial yang dicantumkan di CV.

Aktivitas kandidat di jejaring sosial dapat menggambarkan beberapa hal secara personal.

Dari sosial media kandidat, perekrut dapat menilai kepribadian para calon karyawan sebelum menerima mereka bekerja di perusahaan.

Hal inilah yang perlu kamu ketahui sebagai pencari kerja, terlebih jika kamu adalah seorang lulusan baru.

Baca Juga: 5 Cara Anti Mainstream Membuat Profil LinkedIn Agar Dilirik Perekrut

Seperti diketahui, metode perekrutan seperti pengecekan latar belakang kandidat melalui media sosial ini sudah diterapkan sejumlah perusahaan, terlebih BUMN.

Menurut informasi dari Kompas, disebutkan dalam survei CareerBuilder, setidaknya ada sebanyak 45% perekrut menggunakan media sosial untuk menyaring karyawan yang potensial.

Dari para perekrut yang melakukan pemeriksaan latar belakang kandidat secara daring, sebanyak 29% di antaranya mengecek lewat Facebook.

Kemudian, secara berturut-turut sebanyak 26% melalui LinkedIn, 21% menggunakan MySpace, 11% lewat Blog, dan 7% mengikuti akun Twitter kandidat.

Setidaknya, 18% perekrut mengungkap kalau mereka menemukan konten di situs media sosial kandidat yang mendorong mereka merekrut seseorang.

Apa saja yang dilihat perekrut dari jejaring sosial kandidat? Berikut alasannya seperti mengutip laman Alumni UGM via Kompas!

1. Profil media sosial kandidat menunjukkan kesan kepribadian yang baik dan cocok dalam organisasi (50%).

2. Profil kandidat didukung kualifikasi profesional kandidat (39%).

3. Profil menunjukkan kalau kandidat adalah pribadi yang kreatif (38%).

4. Kandidat menunjukkan keterampilan komunikasi yang solid (35%).

5. Kandidat memiliki lingkaran pertemanan yang baik (33%).

6. Orang lain memasang referensi yang baik tentang kandidat (19%).

7. Kandidat menerima penghargaan-penghargaan (15%).

Lantaran adanya penilaian di atas, ada baiknya kamu mulai membangun dan menjaga citra positif secara online agar dilirik perekrut ketika mencari pekerjaan.

Baca Juga: Tidak Perlu Bingung, Ini Cara Menjawab Pesan dari Perekrut Kerja

Untuk membangun dan menjaga citramu tetap baik, di bawah ini kiat-kiat yang dapat kamu lakukan:

1. Jika hendak memulai mencari kerja, hapus semua foto, konten, dan tautan yang dapat membuatmu terkesan buruk di mata perekrut.

2. Pertimbangkan untuk membuat grup profesional sendiri di situs seperti Facebook atau sejenisnya.

Hal ini dianggap sebagai cara yang tepat untuk menjalin hubungan dengan para pemimpin, perekrut, dan referensi potensial.

3. Pertahankan konten unggahanmu yang terfokus pada hal-hal positif, entah itu terkait dengan informasi profesional atau pribadi.

Lalu, pastikan pula untuk menyoroti pencapaian tertentu di dalam dan luar pekerjaan.

4. Selektiflah dalam menerima permintaan pertemanan. Jangan lupa orang lain dapat melihat lingkaran pertemananmu ketika mereka mencari info tentangmu.

Pantau komentar yang dibuat oleh orang lain pada akunmu dan pertimbangkan untuk menggunakan fitur block komentar.

Sebaiknya, atur profilmu menjadi privat, sehingga hanya teman yang ditunjuk yang dapat melihatnya.

Baca Juga: Ini Cara Memperkenalkan Diri saat Wawancara Kerja agar Berkesan

5. Jika kamu masih bekerja di suatu perusahaan tapi sedang mencari pekerjaan lain, tak perlu menceritakannya di media sosial.

Pasalnya, tak sedikit karyawan yang dipecat lantaran mengunggah sesuatu terkait tempatnya bekerja di akun media sosial pribadinya.

Ingat baik-baik informasi di atas dan bijaklah dalam menggunakan media sosial, ya, Kawan Puan! (*)

Sumber: kompas
Penulis:
Editor: Arintya