Terlalu Sering Cek Gejala Gangguan Mental di Internet? Awas Ini Bahaya Self Diagnose

Maharani Kusuma Daruwati - Minggu, 29 Agustus 2021
Bahaya terlalu sering cek soal kesehatan mental di internet sebabkan self-diagnose
Bahaya terlalu sering cek soal kesehatan mental di internet sebabkan self-diagnose OcusFocus

Parapuan.co - Pernahkah kamu merasa pusing dan tidak enak badan, lalu memutuskan mencari tahu gejala penyakit yang kamu alami di Google?

Ada bermacam jawaban di Google, tapi kamu percaya satu.

Salah satunya adalah kanker! Setelah googling, kamu merasa yakin sedang menderita kanker.

Padahal, kamu belum pernah memeriksakan penyakitmu ke dokter sama sekali.

Kalau kamu pernah melakukannya, itu berarti kamu telah melakukan self-diagnose.

Baca Juga: Manfaat Aroma Minyak Esensial untuk Pulihkan Stamina Penyintas Covid-19

Self-diagnose merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang mendiagnosis penyakit yang sedang dialami berdasarkan pencarian informasi secara mandiri.

Ternyata, self-diagnose juga banyak dilakukan untuk memeriksa kesehatan mental.

"Banyak orang yang mencari tahu gejala kesehatan mental di internet, lalu percaya mentah-mentah bahwa mereka sedang mengalaminya. Padahal, apa yang ada di internet belum tentu sesuai dengan mereka," kata Prita Yulia Maharani, M.Psi., Psikolog, tim konselor dari aplikasi konseling Riliv, Minggu (29/8/2021).

Prita menambahkan bahwa sebenarnya kegiatan mencari tahu gejala kesehatan mental di internet tidak selalu salah.

"Sebenarnya tidak apa-apa, kok mencari tahu gejala gangguan mental di Google. Tapi, jangan lupa cross-check. Caranya ya dengan mendatangi psikolog atau psikiater profesional untuk tahu lebih lanjut masalah kesehatan mental yang sedang dialami. Dari situ bisa ditentukan langkah yang bisa diambil selanjutnya," tambahnya.

Memang, self-diagnose terkait kesehatan mental memiliki beberapa bahaya yang mungkin tidak disadari.

Ini dia alasan mengapa kamu sebaiknya tidak melakukan self-diagnose dan bahayanya: