Sejarah dan Karakteristik Desain Minimalis, Gaya Dekoratif Sederhana dan Esensial

Ericha Fernanda - Sabtu, 28 Agustus 2021
Sejarah dan karakteristik desain minimalis.
Sejarah dan karakteristik desain minimalis. ismagilov

Parapuan.co - Kawan Puan pasti sedikit banyak tahu bagaimana tampilan dari desain minimalis itu, yang intinya menunjukkan kesederhanaan.

Ya, desain minimalis adalah tentang memprioritaskan yang esensial. Sebuah bangunan, objek, atau desain interior minimalis terdefinisi ke fungsi intinya.

Cara mewujudkannya dengan menggunakan bahan terbatas, warna netral, bentuk sederhana, dan menghindari ornamen berlebihan untuk mencapai dekorasi minimalis yang sesuai.

Baca Juga: Berikut Inspirasi Dekorasi Kamar Tidur agar Seperti di Drama Korea

Desain minimalis semakin populer dan digemari oleh banyak kalangan masyarakat, alasannya dekorasi yang lebih sedikit namun masih tetap menarik secara visual.

Arsitektur minimalis beserta furniturenya terkadang dapat menghemat biaya, ramah lingkungan, aksesibilitas desain yang baik, dan menampilkan kemewahan bagi pemilik rumah itu sendiri.

Sejarah Singkat Desain Minimalis

Mengutip The Spruce, desain minimalis hadir pada abad ke-20 sebagai reaksi dan penolakan terhadap gaya dekoratif yang tinggi di masa lalu, dari arsitektur era Victoria hingga seni Abstrak Ekspresionis.

Beberapa sejarawan desain menelusuri asal usul minimalis hingga bentuk sederhana yang dicontohkan oleh gerakan De Stijl Belanda tahun 1917 hingga awal 1930-an.

Telah diakui secara luas bahwa desain minimalis dipengaruhi oleh kesederhanaan desain interior tradisional Jepang dan desain bersih khas Skandinavia.

The less is more adalah kutipan yang ditujukan untuk desain minimalis dari arsitek legendaris Jerman Ludwig Mies van der Rohe.

Baca Juga: Rekomendasi Dekorasi Dinding Anyaman agar Ruangan Terlihat Estetik

Ia adalah salah satu arsitek terkenal Pasca Perang Dunia 1 yang terkait dengan Bauhaus dan modernisme yang menanggapi ketersediaan bahan baru seperti seperti kaca, baja, dan beton yang dikombinasikan dengan proses pembangunan yang dihasilkan oleh produksi massal untuk menciptakan struktur minimalis.

Desain minimalis merupakan perpaduan antara arsitektur modern, arsitektur Bauhaus, arsitektur Brutalis, dan desain modern abad pertengahan .

Saat ini, desain interior dan dekorasi rumah minimalis menjadi sangat digemari dan diaplikasikan untuk seluruh ruangan di rumah.

Tak cukup sampai di situ, work space atau tempat-tempat publik tertentu juga menggunakan desain bergaya minimalis untuk menunjang ruangan yang mengandalkan fungsi.

Karakteristik Utama Desain Minimalis

Berikut ini karakteristik utama desain minimalis dan bagaimana cara menerapkannya untuk dekorasi rumah.

  • Fokus pada fungsionalitas.
  • Minimalis bisa berarti ruang yang luas dengan minimal furniture dan juga detail.
  • Elemen utama gaya minimalis adalah memerhatikan bentuk, warna, dan tekstur.
  • Kurangnya ornamen dan dekorasi yang berlebihan.
  • Monokromatik, palet warna terbatas, warna digunakan sebagai aksen untuk menciptakan lingkungan yang menenangkan.
  • Dalam aksen, desain minimalis modern dibuat pada bentuk geometris dan asimetris yang tajam.
  • Perabotan harus memiliki bentuk yang ramping dan dilapisi dengan lapisan warna netral.
  • Penggunaan material yang terbatas dan dipilih dengan baik, seperti beton, baja, kaca, dan kayu.
  • Penggunaan ruang dan cahaya alami.
  • Desain interior yang lapang dan rapi, seringkali dengan tata letak terbuka dan ruang penyimpanan yang terintegrasi.
  • Lantai harus terbuat dari bahan yang mudah dalam perawatan serta dibersihkan seperti kayu, linoleum, atau genteng.
  • Jendela besar yang biasanya menggunakan vitrase atau tirai tanpa corak, menciptakan efek ringan.

Baca Juga: Sedang Tren, Ini 4 Ide Dekorasi Gorden Minimalis untuk Ruang Tamu

Nah, itulah sejarah dan karakteristik dari desain minimalis yang bisa Kawan Puan gunakan sebagai referensi untuk membangun atau mendekorasi rumah.

Perhatikan karakteristiknya ya, agar rumah kamu tampil minimalis tapi tetap menawan untuk dipandang.

 

Sumber: The Spruce
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara