Benarkah Kehadiran Anak Menambah Kebahagiaan Pasangan? Ini Jawaban Pakar

Arintya - Minggu, 22 Agustus 2021
Jawaban apakah kehadiran anak menambah kebahagiaan pasangan
Jawaban apakah kehadiran anak menambah kebahagiaan pasangan Pexels/Duc Anh

Parapuan.co – Kawan Puan, akhir-akhir ini pilihan hidup childfree sedang banyak diperbincangkan.

Apalagi setelah salah satu influencer di Instagram mengungkapkan kepada publik bahwa dirinya dan pasangan memilih untuk childfree atau hidup tanpa anak.

Pilihan untuk childfree lantas menimbulkan kontroversi di Indonesia. Pasalnya secara umum, kehadiran anak adalah salah satu hal yang dinantikan oleh pasangan yang sudah menikah.

Bahkan sebagian orang berpendapat bahwa kehadiran anak bagi pasangan dinilai bisa menambah kebahagiaan tersendiri.

Namun benarkah kehadiran anak bisa menambah kebahagiaan pasangan?

Baca Juga: Mengenal Istilah Childfree, Keputusan untuk Tidak Memiliki Anak karena Pilihan

Sebuah studi yang diterbitkan pada Journal of Population Economics dengan judul “Children, Unhappiness and Family Finances” berusaha menjawab relasi antara kehadiran anak dan menambah kebahagiaan pasangan seperti yang dikutip dari Psychology Today.

Studi yang dilakukan David D. Blanchflower dan Andrew E. Clark pada tahun 2020 itu dilakukan pada 1 juta penduduk Eropa terkait relasi antara kebahagiaan dan kehadiran anak.

Dari studi tersebut menemukan bahwa memang benar ada relasi antara kehadiran anak dengan kebahagiaan pasangan atau dalam hal ini adalah orang tua.

Secara rata-rata, didapatkan hasil bahwa kehadiran anak memiliki hubungan dengan rendahnya kesejahteraan pasangan. Hal ini berlaku baik bagi sisi perempuan maupun laki-laki.

Berangkat dari penemuan tersebut, Blachflower dan Clark melakukan analisis lebih dalam.

Dari hasil analisis mereka ditemukan faktor ekonomi menjadi salah satu penyebabnya.

Pasangan atau orang tua dengan tingkat pendapatan yang rendah cenderung merasa kurang bahagia akibat kehadiran anak.

Lebih lanjut studi tersebut menjelaskan bahwa perasaan kurang bahagia tersebut bisa jadi karena adanya stres finansial.

Namun hal tersebut tidak sepenuhnya memengaruhi ya, Kawan Puan! Pasalnya pasangan yang tinggal di daerah dengan biaya hidup rendah bisa saja merasakan tingkat stres finansial yang lebih rendah pula.

Selain itu, Blancflower dan Clark juga melakukan analisis lebih lanjut terkait apakah memenuhi biaya hidup juga memengaruhi rendahnya kebahagian pasangan akan kehadiran anak.

Dari analisis tersebut ditemukan bahwa memenuhi kebutuhan hidup menjadi faktor yang juga memengaruhi kurangnya perasaan bahagia pasangan yang memiliki anak.

Selain dari sisi ekonomi, Blanchflower dan Clark kemudian menambahkan variabel umur anak ke dalam penelitian.

Baca Juga: Keputusan Childfree Makin Banyak Dipilih Perempuan, Ini Alasannya Menurut Pakar

Kemudian mereka mendapatkan hasil bahwa kehadiran anak dengan umur muda memiliki kaitan kuat dengan kesejahteraan pasangan atau orang tua.

Sementara anak remaja hingga dewasa justru sebaliknya, relasi antara kesejahteraan pasangan atau orang tua dan memiliki anak lebih lemah.

Hal tersebut karena kehadiran anak remaja hingga dewasa mengakibatkan tingginya angka konflik dengan orang tua.

Kawan Puan, itulah penjelasan relasi kehadiran anak dengan kebahagiaan pasangan sebagai orang tua dari sisi ekonominya.

Tentu saja, jika pertanyaan “Apakah kehadiran anak menambah kebahagiaan pasangan?” diberikan kepada pasangan lain, pasti jawabannya akan berbeda-beda.

Satu hal yang pasti, mari kita saling menghargai apapun yang menjadi alasan kebahagiaan masing-masing pasangan ya, Kawan Puan! (*)

Sumber: Psychology Today
Penulis:
Editor: Arintya