Jangan Dibiarkan, Seksisme Bisa Merusak Hubungan dengan Pasangan

Ericha Fernanda - Jumat, 20 Agustus 2021
Melanggengkan seksisme bisa merusak hubungan dengan pasangan.
Melanggengkan seksisme bisa merusak hubungan dengan pasangan. Keira Burton

Jika pasangan hanya mengharapkanmu untuk memikul lebih banyak beban tugas karena jenis kelamin, Kawan Puan wajib waspada karena itu adalah contoh perilaku seksis.

"Perempuan sama terdidiknya dan mampu berkontribusi pada hubungan apa pun dengan cara yang sama seperti laki-laki. Jadi pembagian tugas rumah tangga yang kuno dalam hubungan modern sudah usang. Asumsi ini seksis dan salah arah," kata Kali Rogers, Ahli Hubungan dan Pendiri Blush Online Life Coaching, kepada Bustle.

2. Keputusan Hanya Didasarkan pada Pandangan Laki-Laki Saja

Hubungan romantis yang baik akan melakukan komunikasi yang jujur dan terbuka sebelum memutuskan sesuatu yang pasti. 

Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, tetapi langkah paling tepat ialah menemukan solusi yang tepat bagi keduanya.

Namun, jika pasangan kamu tidak mempertimbangkan pandangan kamu dalam memutuskan sesuatu, maka bisa jadi kamu terjebak dalam seksisme sebuah hubungan. 

"Seksisme halus seperti ini dapat melukai suatu hubungan, seperti pendapat pasangan kamu lebih penting daripada pendapatmu," ujar Demetrius Figueroa, Pakar Kencan/Hubungan dan pendiri Tao of Indifference.

3. Pasangan Tidak Menganggap Karier Kita serius

Tindakan seksisme lain ialah saat pasangan kamu beranggapan bahwa hanya pekerjaannya yang paling utama dan dibutuhkan karena dia adalah seorang laki-laki. 

Padahal, seorang perempuan juga mampu memiliki karier yang sukses dan memuaskan seperti halnya laki-laki.

Apabila pasanganmu membuat lelucon atau komentar yang secara halus merendahkan kariermu, itu bukan sesuatu yang dapat ditoleransi.

"Perempuan juga memiliki kemampuan untuk menjadi pencari nafkah yang sama dengan laki-laki. Bahkan jika penghasilan mereka tidak setinggi pasangan mereka, itu tetap tidak berarti karir mereka tidak layak dikejar," kata Kali.

Kali juga menambahkan kalau mengasuh anak harus menjadi keputusan berdasarkan dinamika unik keluarga, bukan asumsi yang tertutup menurut jenis kelamin saja.

Baca Juga: Tanda-Tanda Pasangan Kamu Overprotektif, Salah Satunya Mudah Curiga

 

Sumber: Bustle
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini