Pernikahan Anak Makin Marak Selama Pandemi, Apa Bahaya Hamil di Usia Remaja?

Sarah D. Ekaputri - Jumat, 13 Agustus 2021
Penikahan anak makin marak selama pandemi, apa bahaya hamil di usia remaja?
Penikahan anak makin marak selama pandemi, apa bahaya hamil di usia remaja? Aleutie

Risiko Mengalami Hipertensi

Kehamilan di usia anak dan remaja akan meningkatkan kerentanan ibu mengalami tekanan darah tinggi selama masa kehamilan.

Lebih lanjut, hal ini membuat ibu hamil rentan mengalami preeklampsia yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, dan pembengkakan pada beberapa bagian tubuh.

Preeklampsia pun bisa berlanjut menjadi eklampsia yang dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi.

Baca Juga: Sejak Muda Bisa Terkena Hipertensi? Ini 4 Cara Menjaga Tekanan Darah

Menyebabkan Kematian Neonatal

Kematian neonatal adalah kematian pada bayi yang dilahirkan dalam 28 hari periode kehidupan.

Nah, fenomena ini marak di antara ibu yang bersalin di usia sangat muda.

Data dari UNICEF, mengungkapkan bayi yang lahir dari ibu berusia di bawah 20 tahun 2 kali lebih berisiko mengalami kematian neonatal.

Edukasi mengenai tingginya risiko kehamilan di usia remaja ini sangat dibutuhkan oleh anak demi menjaga kesehatan seksual dan reproduksinya, serta mengurangi kejadian perkawinan anak.

Ada 1,2 juta perempuan usia 20–24 tahun yang menikah di usia kurang dari 18 tahun.

Sedangkan perempuan usia 20-24 tahun yang melangsungkan pernikahan sebelum mencapai usia 15 tahun berjumlah 61.300 perempuan.

Semoga saja angka ini dapat terus ditekan agar tak ada lagi kekhawatiran akan kesehatan reproduksi remaja dan kesejahteraan remaja akibat pernikahan di usia dini.

(*)

 

Sumber: UNICEF,Kemenkes RI
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati