Mengapa Korban Pelecehan Seksual Pilih Speak Up di Media Sosial?

Arintya - Sabtu, 31 Juli 2021
Alasan korban pelecehan seksual speak up di media sosial
Alasan korban pelecehan seksual speak up di media sosial recep-bg

Siti memberikan contoh bahwa istilah pelecehan seksual bukan merupakan bahasa hukum, melainkan bahasa sosial yang sehari-hari kita gunakan.

“Di dalam hukum, pelecehan seksual itu pencabulan. Dan pencabulan itu termasuk pelecehan fisik bukan non-fisik sehingga tidak semua kasus bisa diusut kepolisian. Catcalling apakah bisa diusut? Enggak. Stalking? Enggak. Tapi hal itu termasuk pelecehan bukan? Iya,” tambahnya.

Selain itu, maraknya korban pelecehan seksual yang speak up di media sosial juga diakibatkan karena hukum acara pidana yang menekankan pada pembuktian.

Bukti inilah yang sering kali membuat korban pelecehan seksual merasa kesulitan ketika akan melaporkan kasus yang menimpanya.

Baca Juga: Louis Vuitton, Bvlgari hingga Lancome Putus Kontrak dengan Kris Wu Setelah Kasus Pelecehan Seksual

“Sebenarnya dirinyalah (korban pelecehan seksual) saksi utama. Cuma karena kita tidak percaya, enggak boleh kita bilang ke korban, Buktinya mana? Nah kalau dalam konteks pemerkosaan, pembuktian itu ada di aparat penegak hukum, bukan di korban,” jelasnya.

Siti juga menjelaskan bahwa dengan meminta bukti dari korban pelecehan seksual itu berarti kita meruntuhkan kepercayaan diri korban.

Dampaknya korban pelecehan seksual akan memilih untuk bungkam.

Nah Kawan Puan, ketika ada korban pelecehan seksual yang speak up di media sosial penting sekali untuk kita berikan dukungan.

Sebab, tidak mudah untuknya mengumpulkan keberanian dan mengingat kembali memori menyakitkan, dan membagikannya di media sosial. (*)

Penulis:
Editor: Arintya